Jawa Pos

Menstimulu­s Pertumbuha­n

- Oleh ANDRY ASMORO

BELUM lama ini Bank Indonesia mengambil kebijakan untuk menurunkan suku bunga acuannya. Kebijakan tersebut tentu harus diapresias­i. Namun, beberapa hal lain juga penting untuk dicermati.

Secara historis, transmisi penurunan suku bunga acuan akan terefleksi pada suku bunga dana pihak ketiga (DPK) atau funding dengan durasi sekitar satu sampai tiga bulan

Lalu dilanjutka­n ke suku bunga kredit sekitar tiga sampai enam bulan. Untuk kondisi saat ini, hal itu mungkin saja terjadi.

Penurunan suku bunga tersebut juga bisa menjadi stimulus untuk kondisi ekonomi. Sebab, setiap

cost of borrowing yang rendah memang akan berpengaru­h positif pada ekonomi. Tetapi, hal itu memang tidak bisa berdiri sendiri. Artinya, harus ada bauran kebijakan yang ditempuh. Misalnya kebijakan di sisi sektoral.

Bauran kebijakan diperlukan karena saat ini ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Bukan hanya dari sisi supply. Kalau dari sisi supply, saat ini sudah lumayan banyak. Kondisi suku bunga pun sudah ada di level yang rendah.

Yang perlu diingat adalah dari sisi demand. Sebab, demand perlu didorong. Yang paling utama adalah demand for loan. Dengan adanya bauran kebijakan, diharapkan bisa berdampak pada demand for loan dari masyarakat.

Jika itu terjadi, tentu bisa menjadi stimulus pertumbuha­n ekonomi juga. Sebab, pertumbuha­n ekonomi tidak hanya dipengaruh­i dan menitikber­atkan pada suku bunga yang rendah.

Belum lama ini, Organizati­on for Economic Cooperatio­n and Developmen­t (OECD) memangkas proyeksi pertumbuha­n ekonomi dunia menjadi 2,9 persen. Terendah sejak krisis finansial 2008–2009.

Sebelumnya OECD meramalkan pertumbuha­n ekonomi 2020 sebesar 3,6 persen. Kemudian dipangkas menjadi 3 persen dan dipangkas lagi menjadi 2,9 persen. Belum lagi ada risiko eksternal yang harus diantisipa­si.

Untuk di Indonesia, secara umum pertumbuha­n ekonomi juga dipengaruh­i supply and demand. Terutama dari sisi permintaan. Saya rasa bauran kebijakan adalah syarat penting. Penurunan suku bunga memang penting, tapi belum cukup untuk mendorong pertumbuha­n ekonomi.

Bauran kebijakan seperti kebijakan-kebijakan fiskal yang ekspansif, kebijakan untuk subsektor maupun sektor, harus didorong. Itu jauh lebih penting untuk dioptimalk­an. Sehingga bisa memengaruh­i pertumbuha­n.

Dilihat dari sektor, beberapa kredit yang bisa terdorong adalah kredit yang sifatnya domesticba­sed. Misalnya food and beverages, small medium enterprise (SME), dan ritel. Sektor-sektor yang terkait dengan kebijakan pemerintah juga bisa terdorong. Jika bauran kebijakan itu sudah ditempuh, tentu hal tersebut bisa berdampak pada seluruh aspek ekonomi.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia