Anti Pengenalan Wajah Bukan untuk Demonstran
Perangkat anti pengenalan wajah yang diunggah akun Twitter The Unexplained merupakan karya lima siswa Sekolah Seni Utrecht, Belanda. Tidak ada kaitannya dengan para demonstran di Hongkong.
LARANGAN menggunakan penutup wajah (termasuk masker) di depan publik yang dikeluarkan pemerintah Hongkong memicu kontroversi. Di media sosial, larangan itu malah dimanfaatkan produsen hoax untuk membuat kabar palsu. Misalnya, sudah ada perangkat anti pengenalan wajah yang bisa digunakan para demonstran.
Kabar itu beredar di Twitter
dalam bentuk video pendek. Tampak seorang perempuan menggunakan semacam proyektor mini yang menempel di kepalanya. Saat diaktifkan, sinar dari alat itu membuat wajah pemakainya berganti-ganti. Bisa menjadi lebih tua atau sebaliknya. ”Hong Kong protestor anti-face recognition device,” tulis pemilik aku Twitter The Unexplained (@Unexplained) pada 6 Oktober 2019.
Unggahan video dengan ribuan retweet
itu menuai banyak tanggapan. Sebagian memuji temuan tersebut dan menganggapnya sebagai terobosan baru untuk melawan kesewenang-wenangan rezim di Hongkong. Sayang, kisah kemunculan perangkat itu tidak dijelaskan, apakah memang benar-benar dibuat untuk para demonstran Hongkong.
Memanfaatkan situs padanan gambar, versi panjang dan lengkap video itu pernah diunggah kanal YouTube Marcel Coufreur-Blaauwendraad pada 29 Maret 2017. Judulnya berbunyi, HKU DesignAnonymous (english). Isinya menjelaskan bahwa kamera (termasuk kamera pengawas) dan berbagai teknologi lainnya tidak hanya menciptakan keamanan. Data yang terkumpul dari teknologi itu terkadang juga dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis dan menguntungkan pihak tertentu saja.
Sisi negatif dari teknologi semacam itu adalah terganggunya privasi publik. Karena itu, para desainer menciptakan sejumlah produk untuk melawan pelanggaran privasi. Produk tersebut bisa melindungi data, emosi, pemikiran, dan opini. Bentuknya macam-macam. Ada yang berupa topeng privasi transparan, syal yang bisa mengacaukan fokus kamera detektor wajah, proyektor yang bisa mengganti wajah penggunanya, dan lain-lain.
Kanal Marcel Coufreur juga membuat pernyataan tambahan untuk menanggapi viralnya potongan video yang mengklaim produk face projector diciptakan untuk demonstran Hongkong. Dijelaskan bahwa produk itu dibuat lima pelajar di Sekolah Seni Utrecht, Belanda, pada 2017. Mereka adalah Jing-Cai Liu, Sanne Weekers, Joppe Besseling, Jip van Leeuwenstein, dan Marcel Coufreur.
Sejak awal pembuatan hingga sekarang, produk itu tidak diniatkan untuk masalah politik sebuah negara. Mereka meminta pihak-pihak lain menempatkan karya tersebut dalam konteks yang benar dan tidak digunakan dalam pernyataan politik apa pun. Anda dapat melihatnya di bit.ly/BukanUntukPolitik.
Penjelasan serupa diunggah situs resmi hku.nl. Judulnya, HKU Design in Milan– Anonymous 2017. Dalam penjelasannya, produk itu dibuat untuk proyek Hogeschool voor de Kunsten, Utrecht, atau sekolah seni di Belanda.
Karya mereka telah dipresentasikan dalam acara desain internasional di Ventura Lambrate, Via Privata Oslavia, Italia.
Sasaran produk itu meliputi departemen keamanan hingga industri periklanan. Salah satu tujuannya melindungi para pengguna produk dari pelanggaran privasi. Anda dapat membaca keterangan dan bentuk lainya di bit.ly/ProyekDesain2017.