Jawa Pos

Tempurung Kepala Aktivis Walhi Hancur

Diduga Dibunuh, Polisi Selidiki Ulang

-

– Sempat menduga korban kecelakaan lalu lintas, polisi akhirnya menyelidik­i ulang kasus kematian aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara (Sumut) Golfrid Siregar. Pria 30 tahun itu meninggal karena luka serius di bagian kepala Minggu lalu.

Golfrid meninggal di RSUP Adam Malik setelah sempat dirawat intensif selama tiga hari. Walhi Sumut menyatakan curiga aktivisnya dibunuh karena sejumlah kejanggala­n.

Menurut informasi yang dihimpun Sumut Pos, Rabu (2/10) sekitar pukul 17.00 WIB Golfrid pamit kepada istrinya. Dia mengaku hendak mengirimka­n barang ke agen ekspedisi dan bertemu seseorang di kawasan Marendal, Medan. Namun, setelah itu ponsel Golfrid tak lagi bisa dihubungi istrinya.

Delapan jam kemudian, yakni Kamis (3/10) pukul 01.00 WIB, Golfrid ditemukan terkapar di

flyover Simpang Pos, Jalan Jamin Ginting, Medan. Golfrid ditemukan seorang tukang becak dalam kondisi tak sadarkan diri. Oleh si tukang becak, Golfrid dibawa ke RS Mitra Sejati. Namun, karena tidak memiliki identitas, korban dirujuk ke RSUP Adam Malik karena kepalanya mengalami luka serius dan harus segera dioperasi. ”Tempurung kepalanya hancur,” ucap Roy Lumban Gaol, aktivis Walhi Sumut, dalam keterangan tertulisny­a kemarin (7/10). Setelah tiga hari mendapatka­n perawatan intensif di RSUP, Golfrid meninggal Minggu (6/10).

Awalnya, kata Roy, kepolisian menyatakan Golfrid adalah korban kecelakaan lalu lintas. bunuhan karena aktivitas korban selama ini sebagai pembela hak asasi manusia, khususnya untuk isu lingkungan, melalui Walhi Sumatera Utara,” ucap Roy.

Menurut dia, kepala korban mengalami luka serius seperti dipukul senjata tumpul dengan keras. ”Selain bagian kepala, bagian tubuh lain tidak mengalami luka yang berarti layaknya korban kecelakaan lalu lintas,” tutur Roy. Sementara itu, barang-barang korban seperti tas, laptop, dompet, dan cincin ikut raib. ”Sementara sepeda motornya hanya mengalami kerusakan kecil,” lanjutnya.

Direktur Walhi Sumut Dana Prima Tarigan juga menyatakan bahwa Golfrid terindikas­i menjadi korban kekerasan oleh oknum dengan motif tertentu. ”Kita dapat kabar Jumat jam 11.00 WIB. Kita dikabari teman-teman bahwa dia sudah berada di rumah sakit. Kita tahunya sudah di RS Adam Malik dalam kondisi kritis,” kata Dana kemarin.

Sementara itu, Polda Sumut mengatakan telah menerima laporan dari keluarga korban. ”Saat ini kami koordinasi dulu dengan keluarga korban untuk proses otopsi,” ujar Kabidhumas Polda Sumut Kombespol Tatan Dirsan Atmaja kemarin.

Tatan menjelaska­n, polisi kini masih melakukan olah TKP di lokasi kali pertama korban ditemukan sebelum dibawa ke rumah sakit.

Dari Jakarta, Direktur Eksekutif Walhi Nasional Nur Hidayati menyatakan bahwa pihaknya meminta bantuan Komnas HAM untuk memantau pengusutan kasus tersebut oleh kepolisian. ”Memastikan independen­si dan imparsiali­tas kepolisian dalam penyelidik­an tersebut,” ucapnya.

 ?? WALHI SUMUT ?? Golfrid Siregar Namun, Walhi menolak anggapan itu. ”Walhi Sumut melihat ada indikasi Golfrid menjadi korban kekerasan dan percobaan pem
WALHI SUMUT Golfrid Siregar Namun, Walhi menolak anggapan itu. ”Walhi Sumut melihat ada indikasi Golfrid menjadi korban kekerasan dan percobaan pem

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia