Dulu Satu Wadah, Kini Terpecah
GENG Kampung Jawara dan All Star belum lama bermusuhan. Bahkan, beberapa anggotanya pernah berteman. ’’Dulu satu kelompok,” tutur Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya Iptu Giadi. Fakta tersebut, lanjut dia, didapat dari pemeriksaan terhadap anggota geng yang sempat diamankan.
Giadi menjelaskan, anggota dua geng itu terkumpul dalamsatuwadahyangsama.NamanyaAliansi.Kelompok tersebut juga bukan gerombolan geng. ’Dari beberapa wilayah anggotanya,” jelas alumnus Akpol 2012 itu.
Nah, belakangan kelompok tersebut berselisih paham. Kira-kira setahun terakhir. Pemicunya sepele. Ada yang ingin menjadi yang paling disegani dalam kelompok
J
Akhirnya anggota terbagi menjadi dua kelompok. ’’Muncullah nama Kampung Jawara dan All Star,” katanya.
Kampung Jawara menjadi wadah bagi anggota yang tinggal di sekitar Simomulyo. Mereka tidak punya markas tetap, tetapi sering nongkrong di Jalan Simo Tambaan. ’’Nama aslinya itu KP Jawara,” sebutnya. KP adalah singkatan kampung.Jawaraadalahrepresentasi superioritas. ’’Nama geng itu dipilih karena menganggap anggotanya adalah jagoan-jagoan dari kampung masing-masing,” ungkapnya.
Di sisi lain, kata Giadi, All Star mengoordinasi mantan anggota Aliansi yang berasal dari Surabaya bagian utara. Misalnya, Jalan Kalimas Baru, Jalan Indrapura, dan Jalan Tembok. ’’Nama All Star diadopsi dari Jakarta. Geng itu asalnya dari ibu kota,” paparnya.
Giadi menerangkan, All Star dipilih sebagai nama karena beberapa anggotanya memang berasal dari Jakarta. Mereka berharap geng bisa disegani seperti All Star asli. ’’Di Jakarta, geng itu sering berulah,” katanya.