Wali Kota Nilai Terlambat
SURABAYA, Jawa Pos – Wacana untuk membuat jalur kereta api bandara di Surabaya kembali muncul. Tapi, rencana tersebut dianggap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah terlambat. Jauh sebelum ini, Risma –sapaan Tri Rismaharini– sudah mengusulkan rencana itu. Tapi tidak bisa terealisasi hingga sekarang.
”Dari dulu kan aku sudah menyampaikan. Tapi, saat itu semuanya kan ndak mendengar. Di sana itu,” ungkap Risma di rumah dinas wali kota Surabaya kemarin (7/10).
Risma menjelaskan, kereta api memang salah satu sarana transportasi yang murah. Bukan hanya untuk orang, tapi juga barang. Dia mencontohkan, satu lokomotif kereta api saja bisa membawa lebih dari sepuluh kontainer. Berbeda halnya dengan truk yang hanya bisa memuat satu kontainer untuk tiap kendaraan.
”Biaya logistik yang murah itu akan meringankan konsumen. Dan kita akan bisa bersaing dengan negara lain. Atau Surabaya dengan daerah-daerah sekitarnya,” tambah Risma.
Tapi, sekarang akses menuju bandara dari pusat kota sudah cukup banyak. Mulai jalan arteri seperti MERR hingga tol. Ada pula bus khusus ke bandara. Membuat kereta api bandara untuk saat ini memerlukan kajian yang sangat mendalam agar tidak sepi seperti yang ada di Jakarta.
Di ibu kota, jalur kereta itu bahkan diubah atau ditambah dari awalnya hanya stasiun di dekat Jalan Sudirman menjadi ke Stasiun Manggarai. Salah satu tujuannya, tingkat keterisian rangkaian kereta tersebut tak lagi sepi. Bahkan, ada promo tiket dari Rp 70 ribu menjadi Rp 40 ribu.
Risma menegaskan, merencanakan kereta bandara di Surabaya bisa dinilai sebagai wacana yang telat. ”Geregetan. Rodok telat aku ngomong. Bahno wes cek ngamuk kono,” cetus Risma dengan nada tinggi. Pembuatan desain kereta api bandara itu memang dulu pernah diungkapkan Risma dalam berbagai kesempatan.