Sajikan Fragmen Surabaya Menggugat via Foto
SURABAYA, Jawa Pos – Aksi Surabaya Menggugat pada 25–26 September lalu ternyata menjadi ajang berkarya juga bagi UKM Communication Photography Club (Ciphoc) Unitomo. Selama dua hari, sambil melakukan aksi di depan gedung DPRD Jatim, mereka juga berburu momen-momen yang dapat menggambarkan keadaan tersebut.
Sebanyak 30 karya pun terkumpul dan dipamerkan mulai kemarin (7/10) di Gedung F lantai 1 Universitas dr Soetomo (Unitomo). Mereka menamainya Potret Parlemen Jalanan. Dicetak dengan ukuran 40 x 60 sentimeter, karya tujuh fotografer yang tergabung dalam UKM tersebut ditata sehingga membentuk sebuah lingkaran.
Di bagian tengah pameran foto itu juga dibuatkan sebuah instalasi dari keranda. Ada foto-foto aktivis yang gugur pada 1998 dan 2019. ’’Jadi, di sini kita konsepnya melawan dengan cara berkarya,’’ jelas Oky Abdul Sholeh, ketua pelaksana pameran tersebut.
Oky yang menyumbangkan empat karya menyatakan, pengambilan gambar terasa seru dan menegangkan. Meskipun suasana saat itu sangat ramai, dia tetap diberi jalan saat ingin menuju bagian paling depan untuk memotret. ’’Yang jadi menarik lagi pas itu yang saya pikirin nggak cuma gimana biar bisa dapat foto bagus dan bercerita. Tapi juga gimana caranya saya bisa motret sambil menggugat juga,’’ ceritanya.
Selain itu, yang menarik dalam pameran kali ini adalah mereka tidak hanya berkarya dalam bentuk fotografi. Dalam pembukaannya, mereka juga menampilkan sebuah pantomim yang menyindir para penguasa tidak adil. ’’Sosok pantomim ini menggambarkan bahwa dia seorang DPR yang wajahnya diwarnai putih kayak badut,’’ terang Ahmad Mukti, ketua umum UKM Ciphoc.
Bukan hanya itu, wajah putih tersebut juga diibaratkan topeng-topeng para DPR. Selain itu, sosok DPR tersebut membawa tulisan Butuh Badut Lucu? Hubungi Senayan. Sebuah sindiran untuk dewan yang seharusnya menjadi perwakilan rakyat, tapi tak lagi bisa menjadi wakil rakyat.
Selain untuk menggugat DPR lewat fotografi, karya-karya tersebut dilelang untuk mendapatkan dana bantuan para korban gempa Ambon. ’’Besok (hari ini) kita buka donasi untuk korban gempa Ambon yang terjadi setelah gelar aksi di Surabaya kemarin. Soalnya, salah satu mahasiswa di sini, dua orang tuanya meninggal saat kejadian tersebut,’’ sambung Ahmad.