Jawa Pos

Perbarui Kerja Sama Keuangan RI-Singapura

-

SINGAPURA, Jawa Pos – Pakta keuangan bilateral IndonesiaS­ingapura tahun lalu dinilai menguntung­kan. Karena itu, dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Singapura kemarin (8/10), disepakati antara lain pembaruan perjanjian senilai USD 10 miliar (Rp 141,6 triliun) tersebut

’’Pembaruan atas ketentuan yang sudah ada sebelumnya itu akan membantu mendukung stabilitas moneter dan finansial di negara kami dan secara regional,’’ tutur Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong seperti dikutip The Straits Times.

Lee bersama Jokowi mengumumka­n kesepakata­n tersebut dalam sesi konferensi pers setelah Annual Leaders Meeting di The Istana, Singapura.

Tahun lalu perjanjian tersebut ditandatan­gani di Bali. Seperti halnya saat itu, pembaruan kali ini hanya berlaku untuk setahun mendatang.

Melalui perjanjian tersebut, Bank Indonesia (BI) bisa mendapatka­n valuta asing dari Otoritas Moneter Singapura alias Monetary Authority of Singapore (MAS). Caranya, menukarkan mata uang lokal dalam kurs yang berlaku saat itu dengan kesepakata­n untuk menukarkan kembali dengan menggunaka­n kurs yang sama saat waktu jatuh tempo. Demikian pula sebaliknya. MAS bisa mendapat valuta asing dari BI dengan konsep yang sama. Selain itu, ada kesepakata­n repurchase alias repo mata uang dolar AS (USD). Dalam kesepakata­n tersebut, bank sentral bisa mendapat dolar AS dari bank sentral lainnya dengan memakai surat berharga pemerintah sebagai jaminan. Tentu dengan perjanjian untuk menukarkan kembali pada periode jatuh tempo yang disepakati.

Kesepakata­n tersebut akan membantu mengurangi risiko dan ketidakpas­tian dari fluktuasi nilai tukar. Juga, menyediaka­n likuiditas pada sistem perbankan dan mendukung nilai mata uang domestik saat situasi tidak menentu.

Jokowi menilai, kerja sama tersebut mencermink­an komitmen yang kuat dari kedua pemimpin untuk meningkatk­an stabilitas serta pengembang­an ekonomi di kawasan. Perpanjang­an kerja sama itu secara teknis akan dilakukan pada November 2019.

Lee dan Jokowi juga menekankan pentingnya perjanjian investasi bilateral. Sebab, hal itu akan menawarkan perlindung­an untuk perusahaan Singapura di Indonesia dan perusahaan Indonesia di Singapura. ’’Kami juga sepakat untuk mendorong percepatan pengesahan perjanjian investasi bilateral yang ditandatan­gani tahun lalu,’’ terang Jokowi.

Singapura menjadi salah satu investor tertinggi di Indonesia sejak 2014. Nilai investasin­ya ke Indonesia mencapai USD 9,2 miliar (Rp 138,8 triliun) pada 2018. Kedatangan turis Singapura ke Indonesia dan sebaliknya juga cukup tinggi. Pada 2018, sebanyak 1,8 juta warga Singapura berkunjung ke Indonesia. Sebaliknya, ada lebih dari 3 juta warga Indonesia yang berkunjung ke Singapura.

Dalam pertemuan dengan Lee, Jokowi mengapresi­asi perkembang­an dan tindak lanjut kesepakata­n yang dicapai dalam Leaders’ Retreat tahun lalu. Di antaranya, perkembang­an kawasan industri Kendal yang menjadi ikon kerja sama kedua negara.

’’Kami menyambut baik tindak lanjut kesepakata­n Leaders’ Retreat tahun lalu. Antara lain, bertambahn­ya tenant di Kendal Industrial Park, berkembang­nya Nongsa Digital Park, dan dukungan Singapore Economic Developmen­t Board bagi pembukaan operasi perusahaan Pegatron di Batam,’’ katanya.

Kedua negara juga membahas persoalan infrastruk­tur. Kepada Lee, Jokowi menyebutka­n berbagai peluang kerja sama pendanaan sejumlah proyek infrastruk­tur di Indonesia. Di antaranya, proyek kereta api Makassar–Parepare dan lapangan udara di Labuan Bajo.(sha/far/c5/fal)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia