Diskusi Bersama Pendidik NASA
SURABAYA, Jawa Pos – Dr Hakeem M. Oluseyi tampak begitu bersemangat menyapa peserta TEDxJalan Tunjungan di Spazio Hall, Surabaya, kemarin (8/10). Dalam speaker program tersebut, Oluseyi yang berprofesi sebagai astrophysicist dan mantan kepala ilmu pendidikan antariksa di markas besar NASA, Amerika Serikat, membawakan topik Multicultural History of Understanding Universe. Menurut dia, astronomi sering dikaitkan dengan dunia barat saja. Padahal, begitu banyak peradaban atau masa yang mempunyai perkembangan ilmu astronomi sendiri.
Dalam waktu 20 menit, Oluseyi menjelaskan dengan singkat beberapa peradaban yang berkontribusi untuk perkembangan dunia astronomi. Ada Mesir, Mesopotamia, Babilonia, dan Lembah Indus. Aryabhata, ilmuwan dari India yang hidup pada tahun 476–550, berhasil menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari pada masanya. ”Dia pertama mengatakan bahwa bulan bersinar karena merefleksikan cahaya matahari,” ucap Oluseyi.
Pria kelahiran Amerika Serikat itu juga menyinggung peran besar peradaban muslim dalam dunia astronomi. Nama Al Mansur dan Al Kwarizmi turut mewarnai presentasi Oluseyi. Namun, nama Al Haitham cukup menarik perhatian. Dia menjelaskan, Al Haitham mengajarkan bahwa yang kita percaya saat ini merupakan hasil observasi terhadap sekeliling.
Acara yang digagas Konsulat Jenderal AS dan MyAmerica Surabaya tersebut menandai peringatan 70 tahun hubungan diplomatik AS dan Indonesia. ”Juga berbarengan dengan World Space Week. Kami ingin mendorong penemuan ilmiah, kemajuan teknologi, dan eksplorasi di seluruh dunia,” ujar Konsul Jenderal AS Mark McGovern.