Pemilihan OSIS, Kombinasikan Sistem Pilkada-Online
SIDOARJO, Jawa Pos – SMAN 4 Sidoarjo menggelar pilihan ketua OSIS (pilketos) kemarin. Namun, pelaksanannya berbeda. Pihak sekolah membuat aplikasi khusus. Meski demikian, seluruh rangkaiannya dibuat sama dengan pemilihan ala pilkada.
Ya, di halaman sekolah terdapat empat bilik suara. Selain itu, ada saksi. Juga ada prosesi mencelupkan jari ke tinta tanda sudah memilih. ’’Biliknya pinjam ke KPU biar riil,’’ kata guru pendamping, Deny Agustin. Sebanyak 1.120 murid diajak berlatih berdemokrasi.
Yang berbeda, para pemilih tidak mencoblos. Mereka masuk bilik. Di dalamnya terdapat ponsel. Pemilih tinggal mengklik calon yang dipilih. Ada dua nama. Yakni, Ghulam Trisna dan Stephanie Sheren. Dengan sistem itu, hasilnya bisa langsung diketahui. Panitia tidak perlu penghitungan suara. ’’Tiap ada momen khusus, kami selalu bikin aplikasi basis Android,’’ tutur Kepala SMAN 4 Sidoarjo Nurseno.
Misalnya, saat ujian semester, tengah semester, dan ujian harian. Pihak sekolah membuat aplikasi khusus. ’’Zamannya kan serbadigital. Jadi, sekolah harus memelopori,’’ ucap Nurseno.
Menariknya, dalam pilketos kemarin, pengajar asal Jepang, Mutsumi Horiuchi, ikut memilih. Dia juga mengikuti seluruh tahapan. Mutsumi juga mengajak rekannya, Yumeno Oda. Apalagi, kemarin para pendukung calon pun berkampanye. Mereka melakukan yel-yel, orasi, dan tampilan lain secara bergantian. Pihak sekolah pun menyediakan panggung khusus. ’’Seru dan meriah. Semua terlibat,’’ ungkap Mutsuni.
SIDOARJO, Jawa Pos – Anggapan bahwa perjalanan dinas DPRD sia-sia ditepis Ketua DPRD Sidoarjo Usman. Politikus PKB itu menilai, kunjungan kerja (kunker) memiliki banyak manfaat. Wakil rakyat diharapkan mendapatkan wawasan yang luas. Dengan begitu, dewan tidak seperti katak dalam tempurung.
Ungkapan katak dalam tempurung itu berkali-kali disampaikan Usman kemarin. Hal itu adalah penekanan bahwa menjadi anggota dewan harus memperkaya keilmuan. Menurut dia, kunker bertujuan mencari referensi dari luar daerah. Anggota berupaya menggali inovasi wilayah lain. ’’Tujuannya untuk kemajuan Sidoarjo. Apa yang tidak ada di Sidoarjo ditanyakan,’’ tuturnya.
Usman menambahkan, mencari referensi dari daerah lain memang sudah menjadi tugas DPRD. Jika itu tidak dilakukan, dewan tidak memiliki pandangan dan wawasan. ’’Seperti katak dalam tempurung,’’ ucapnya lagi.
Tujuan kunker pun dirapatkan. Tidak asal memilih. Ada pertimbangannya. Dia mencontohkan, komisi B berkunjung ke Kota Tangerang yang notabene nilai APBD-nya lebih kecil ketimbang Sidoarjo. Total APBDP 2019 Kota Tangerang Rp 4,4 triliun, sedangkan Kota Delta Rp 5,4 triliun.
Ketua DPRD Sidoarjo Usman menyebut, besarnya APBD suatu daerah tidak menjadi acuan. Belum tentu kekuatan anggaran yang kecil tidak menyimpan potensi. ’’Ada inovasi yang bisa diterapkan di Sidoarjo,’’ ujarnya.
Salah satu inovasi Kota Tangerang terlihat dalam upaya mereka meningkatkan APBD. Dalam pembayaran pajak, Tangerang memberlakukan billing system. Tujuannya mencegah kebocoran pajak.
Contoh lain adalah perjalanan dinas ke Kabupaten Kulonprogo, Jogjakarta. Menurut Usman, Sidoarjo lebih berkembang dibandingkan Kulonprogo. Namun, di kota kecil itu, dewan mendapatkan ilmu tentang pengembangan badan usaha milik desa (BUMDes). ’’Sekali lagi agar tidak menjadi katak dalam tempurung,’’ ujarnya.
Ilmu baru juga diperoleh saat komisi B berkunjung ke DPRD DKI Jakarta. Yakni, menentukan kuorum rapat badan musyawarah (banmus). Selama ini rapat banmus sering tidak kuorum. Sebab, anggota yang hadir tidak sampai 50 persen. DKI punya aturan lain.
Tujuannya untuk kemajuan Sidoarjo. Apa yang tidak ada di Sidoarjo ditanyakan.”
Kuorum tidak ditentukan jumlah anggota yang datang. Namun, kuorum ditentukan berdasar perwakilan fraksi yang hadir. ’’Pengalaman melihat daerah lain membuat dewan tidak jadi katak dalam tempurung,’’ ucapnya.
Meski mendukung kunker, Usman tidak membiarkan dewan kosong. Dalam regulasi DPRD periode ini, jadwal perjalanan dinas dewan diatur. Maksimal dua komisi atau AKD yang kunker.
Sementara itu, gelombang kunker dewan berlanjut. Kemarin giliran komisi C dan D yang melakukan perjalanan dinas. Komisi C pergi ke Semarang, sedangkan komisi D bertolak ke Bali. ’’Yang kunker gantian,’’ ujar Wakil Ketua DPRD Kayan.