Pengungsi Kecewa
Dialog Korban Wamena dengan Pejabat Jakarta Dibatasi
WAMENA, Jawa Pos – Dua pekan pasca kerusuhan, rombongan pejabat dari Jakarta berkunjung ke Wamena, Jayawijaya, Papua. Tiba kemarin siang (8/10), mereka langsung meninjau lokasi terdampak kerusuhan di Distrik Wouma. Lalu berdialog dengan pengungsi, masyarakat lokal, dan tokoh warga. Hasilnya, semua sepakat membangun kembali Wamena. Masyarakat yang sudah keluar bakal difasilitasi untuk kembali.
”Iya, pasti. Pasti difasilitasi. Masyarakat yang ingin kembali ke kehidupan semula di Wamena akan difasilitasi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
Pemerintah akan menyediakan pesawat Hercules untuk mengangkut warga yang ingin kembali ke ibu kota Jayawijaya itu. Menurut Wiranto, semangat kebersamaan antara masyarakat pendatang dan masyarakat asli Wamena sudah baik. Mereka samasama ingin membangun Wamena. Bahkan secara terbuka mengajak masyarakat yang telanjur keluar untuk segera kembali.
Meski demikian, kunjungan Wiranto dan rombongan kemarin juga menyisakan kekecewaan. Sebagai perwakilan korban, Titus Tangkep menegaskan, pertemuan dengan Wiranto dan pejabat pemerintah pusat lainnya tidak membawa banyak dampak. Sebab, ada pembatasan dalam tatap muka yang dilakukan. ”Padahal, perwakilan-perwakilan yang dikasih undangan mau bicara. Itu kekecewaan kami,” ungkapnya.
Titus mengakui, memang ada permintaan supaya pemerintah mengajak masyarakat yang keluar Wamena kembali. Namun, bukan hanya itu yang mereka perlukan. Kepastian dan kejelasan hukum terhadap para pelaku kerusuhan di Wamena juga mereka tuntut. ”Bagaimana kami seperti babi dibakar. Tidak ada hak asasi manusia,” sesalnya. Dia berharap Wiranto bersama Kapolri, panglima TNI, dan rombongan membaca dokumen yang dia serahkan.
Pria asal Tana Toraja tersebut ingin dokumen itu juga sampai kepada Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. ”Supaya kami, pendatang, hak asasi kami dihargai. Jangan hak asasi kami dikubur begitu saja,” cetus Titus. ”Begitu mayatnya dikubur, haknya juga dikubur. Tidak diperhatikan,” tambahnya.