Tuntut Keadilan, Mahasiswa Menginap di Depan Mapolda
KEMATIAN Yusuf dan Randi bukan hal lumrah. Karena itu, sebagian besar kelompok dan himpunan mahasiswa di Sulawesi Tenggara (Sultra) menuntut keadilan. Hampir setiap hari mereka menggelar aksi
Baik itu berorasi di jalanan maupun berdiskusi di area kampus. Semua satu suara: Pembunuh Yusuf dan Randi harus terungkap!
Desakan itu juga ditunjukkan kumpulan mahasiswa dengan menginap di depan Mapolda Sultra. Sejak 2 Oktober, mereka tidur di tenda yang didirikan di pinggir jalan sebagai bentuk protes atas lambatnya penanganan perkara Yusuf-Randi. ”Temanteman akan terus bergerak,” kata Rahman Paramai, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo (UHO).
Kematian Yusuf-Randi adalah luka semua mahasiswa. Seperti kata John Muhammad-Usman Hamid dalam buku Melawan Pengingkaran, kematian itu selalu mempunyai arti, pesan, dan memberikan kesan yang berbeda-beda. Termasuk kematian Yusuf-Randi. ”Kami akan terus mem-pressure persoalan ini sampai selesai,” ungkap Rahman.
Gerakan menginap di depan Mapolda Sultra itu mendapat apresiasi positif dari masyarakat. Hampir setiap hari, terutama pagi dan menjelang malam, ada saja orang yang memberikan makanan dan minuman kepada mereka. Bahkan, baru-baru ini ada pemeriksaan gratis dari teman-teman mahasiswa kesehatan.
Lantas, bagaimana perkembangan penanganan peristiwa Kendari? Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan, pelaku hingga kemarin belum diketahui. Proses uji balistik masih dilakukan. ”Terakhir proyektil dibawa ke luar negeri,” urainya.
Terkait enam anggota Polri yang membawa senjata saat demonstrasi, sidang kode etik akan segera digelar. Dalam proses sidang itu, akan diputuskan hubungannya, apakah penundaan kenaikan pangkat, penurunan pangkat, atau sanksi lainnya. ”Belum ada keputusan,” tuturnya.
Soal kemungkinan anggota polisi yang membawa senjata merupakan penembak mahasiswa, Kabagpenum Divhumas Polri Kombespol Asep Adi Saputra menyatakan, belum ada keterhubungan antara keduanya. ”Belum disimpulkan, apakah itu peluru dari anggota atau tidak,” jelasnya.
Menurut dia, yang pasti Polri akan memproses hukum siapa pun pelaku penembakan mahasiswa tersebut. Namun, tentunya bergantung bukti yang ditemukan. ”Tunggu sampai semuanya jelas,” urainya.