Bahas Dulu Kondisi Keuangan
Pertanyaan:
SAYA perempuan pekerja usia 27 tahun yang berencana menikah tahun depan. Pasangan saya karyawan swasta berusia 30 tahun. Bagaimana cara mengelola keuangan rumah tangga setelah menikah? Apakah saya sebagai istri bertugas mengatur semua aspek keuangan rumah tangga? Apa yang sebaiknya menjadi fokus utama keuangan keluarga muda? Terima kasih,
Andria L., Surabaya
Jawaban:
Selamat atas rencana pernikahan Anda dan semoga lancar sampai hari H. Mengenai keuangan rumah tangga, berikut beberapa langkah memastikan keuangan tetap langgeng sampai tua.
• Mulai diskusi. Perencanaan keuangan pasangan baru dimulai dari diskusi soal keuangan sebelum menikah. Walaupun saat ini Anda sibuk dengan persiapan pernikahan, ada baiknya disempatkan untuk duduk bersama pasangan dan membahas kondisi keuangan saat ini. Bahas mengenai penghasilan, aset yang sudah dimiliki, hingga utang yang ditanggung agar tidak ada kejutan di kemudian hari. Jika belum pernah dibahas atau belum Anda ketahui, gali kebiasaan keuangan masing-masing dan sepakati batasan keuangan dalam rumah tangga nanti. Misalnya, pembagian penghasilan untuk keluarga, pemberian pinjaman pribadi atau pengeluaran dalam jumlah besar harus disepakati bersama. Walaupun membicarakan uang masih dianggap tabu bagi sebagian orang, sesuai undang-undang pernikahan, harta dan utang yang dibuat setelah menikah adalah milik bersama, kecuali dibuat perjanjian pisah harta.
• Cita-cita finansial. Semua orang tentu punya cita-cita, termasuk keuangan. Bahas dengan pasangan mengenai cita-cita finansial yang ingin dicapai seperti beli properti pertama, rencana perjalanan ibadah, modal usaha, sampai kapan ingin pensiun. Bahas juga apa yang sudah atau akan dilakukan untuk mencapainya.
• Semua dimulai dari anggaran. Setelah menikah, sepakati anggaran rumah tangga. Pastikan pengeluaran di bawah penghasilan agar ada porsi yang bisa Anda sisihkan untuk mencapai cita-cita finansial bersama. Bagi pengeluaran dalam beberapa kategori seperti cicilan utang, rutin rumah tangga, pengeluaran sosial atau keluarga, transportasi, dan pengeluaran pribadi. Sebagai panduan untuk membantu keuangan selalu sehat, batasi cicilan utang maksimal 30 persen, pengeluaran pribadi tidak lebih dari 20 persen, dan sisihkan minimal 10 persen dari penghasilan untuk tabungan atau investasi. Selain itu, Anda dan pasangan perlu membuat kesepakatan mengenai tugas dan peran masing-masing dalam keuangan rumah tangga. Siapa yang bertanggung jawab membayar tagihan rutin, siapa yang bertugas menabung, siapa yang membuka rekening investasi, siapa yang memonitor, dan lainlain. Tidak selalu peran utama untuk mengatur keuangan ada di pihak istri. Setiap rumah tangga punya cara tersendiri untuk mencapai sukses finansial.
• Rencana keuangan. Setelah anggaran dan berbagi tugas, langkah selanjutnya adalah bertindak. Selain pengelolaan keuangan bulanan seperti bayar tagihan dan cicilan utang, pastikan porsi tabungan dan investasi berjalan sesuai rencana. Tabungan berfungsi membentuk dana darurat sebagai cadangan jika ada pengeluaran yang mendadak, sementara investasi adalah langkah untuk mencapai tujuan finansial. Jabarkan cita-cita finansial secara detail, yaitu target dana, jangka waktu, dan cara mencapainya. Jika dana terbatas, sepakati skala prioritas dalam mencapai cita-cita finansial. Misalnya, setelah dana darurat tercapai, dana uang muka rumah menjadi fokus berikutnya sebelum menyisihkan untuk modal usaha. Selamat menempuh hidup baru.
• Akses. Yang tidak kalah penting untuk dibahas adalah akses terhadap aset dan keuangan. Dalam hal darurat atau terjadi musibah, Anda dan pasangan idealnya sama-sama punya akses pada keuangan. Hal tersebut dapat disiasati misalnya dengan membuka rekening bersama atau memastikan rekening pribadi punya dana cadangan cukup untuk diakses pada kondisi tertentu. Selain itu, pastikan data ahli waris diperbarui. Misalnya, data keluarga di tempat kerja, di bank atau data ahli waris pada polis asuransi yang sudah dimiliki. Pada rumah tangga pasangan yang sama-sama bekerja, masalah keuangan dapat dibedakan menjadi uang saya, uang kamu, dan uang kita. Tidak perlu dipaksakan semua harus uang kita. Namun, pastikan komunikasi terbuka rutin dilakukan.