Tidak Menyangka Disambut Ribuan Bonek
SURABAYA, Jawa Pos – Uston Nawawi begitu menikmati pemandangan di luar bus. Pelatih Persebaya Surabaya U-20 itu seperti terlempar ke masa-masa ketika dirinya membawa Persebaya sebagai juara kala masih menjadi pemain. Para pemain Persebaya U-20 pun tak kalah bungahnya. Mereka bahkan tak hentihentinya bernyanyi sepanjang perjalanan. Sesekali mereka juga berjingkrak mengikuti nyanyian Bonek.
Kemarin pagi (13/10) penggawa Persebaya U-20 memang mendapatkan sambutan luar biasa dari Bonek. Sejak pukul 07.00, ribuan Bonek memadati kawasan bundaran Waru yang merupakan pintu masuk Surabaya. Begitu bus yang membawa rombongan tim berjuluk Young Green Force itu tiba di bundaran Waru sekitar pukul 08.15, suasana pun terasa pecah.
Ribuan Bonek yang sudah menyemut di bundaran Waru langsung bernyanyi serta menyalakan flare dan smoke bomb. Mengelu-elukan para pemain Persebaya U-20. Suporter setia Persebaya tersebut lantas melanjutkan konvoi mengiringi bus pemain hingga titik akhir di Polrestabes Surabaya. Di sepanjang perjalanan itu, nyanyian tak henti-hentinya dilantunkan. Para pemain pun larut dalam nyanyian-nyanyian tersebut.
’’Saya teringat penyambutan saat Persebaya juara tahun 1997 dan 2004 silam,’’ ungkap Uston saat berbincang dengan Jawa Pos di dalam bus. ’’Bonek benarbenar merindukan Persebaya juara. Padahal, ini tim junior, tapi sambutannya luar biasa,’’ imbuhnya.
Para pemain Persebaya U-20 juga terkejut dengan penyambutan yang dilakukan ribuan Bonek. ’’Saya tidak bisa berkata-kata dengan sambutan ini. Kami benar-benar tidak menyangka. Sebab, kami tim junior,’’ kata kapten Persebaya U-20 Rifky Afryan Hartono dengan mata berkaca-kaca.
Mewakili para pemain Persebaya U-20, pemain yang akrab disapa Jepang itu pun mengucapkan beribu terima kasih kepada Bonek. ’’Apresiasi dari Bonek ini tentu semakin memotivasi kami untuk terus berlatih lebih keras agar kami bisa terus berkembang di masa depan,’’ tegasnya.
Malam sebelum penyambutan luar biasa tersebut, Persebaya U-20 berhasil menahbiskan diri sebagai juara Elite Pro Academy Liga I U-20. Tim asal Kota Pahlawan itu juara setelah menang dramatis atas Barito Putera 6-3 melalui adu tendangan penalti. Pertandingan harus diakhiri dengan adu penalti setelah skor sama imbang 3-3.
Kemenangan itu pun didapatkan dengan jalan yang sangat berat. Sebab, Persebaya U-20 harus bermain dengan sepuluh pemain sejak menit 44 atau setelah Jepang dijatuhi hukuman kartu merah. Gol ketiga Persebaya U-20 juga baru lahir di detik-detik akhir masa injury time babak kedua.
’’Mereka telah mengimplementasikan apa yang selama ini terus kami katakan di ruang ganti. Bahwa juara itu harus diperjuangkan, dikejar. Bukan pasrah menunggu pemberian,’’ ujar Manajer Persebaya U-20 Yahya Hasan Alkatiri.