Jawa Pos

Bangga dengan Identitas Suroboyo

-

SURABAYA, Jawa Pos – Guru besar Universita­s Airlangga Prof Bagong Suyanto langsung menyimpulk­an bahwa warga Surabaya begitu bangga dengan kotanya. Pernyataan itu dilontarka­n setelah membaca hasil survei Departemen Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang bekerja sama dengan Jawa Pos.

Dalam survei itu, 300 responden yang tersebar di seluruh penjuru kota ditanya kalimat pengandaia­n. Jika keluarga, kota Surabaya, atau wali kota Surabaya dilecehkan, apakah mereka akan membela?

J

Dari tiga pengandaia­n itu, semua menjawab siap membela. Lebih dari 70 persen.

’’Kalau dilihat secara makro, kesolidan warga Surabaya tinggi.

itu lho,’’ kata Bagong kemarin. Kesolidan tersebut dipicu identitas sosial. Jika warga kota tidak bangga dengan kotanya, pembelaan itu tidak akan muncul.

Menurut dia, figur Wali Kota Tri Rismaharin­i juga begitu identik dengan Surabaya. Tegas, kerja cepat, hingga merakyat. Karena itu, warga Surabaya juga siap membela jika nama Risma dilecehkan. Selain itu, 83,89 persen responden Surabaya bakal membela keluargany­a jika dilecehkan.

Sosiolog yang sudah 30 tahun tinggal di Surabaya tersebut melihat bahwa Surabaya sudah berkembang sebagai kota megapolita­n. Surabaya seperti Jakarta, Singapura, Tokyo, atau kota-kota besar lainnya. Subkultur global berlaku. Secara sosiologis, sebuah subkultur merupakan sekelompok orang yang memiliki perilaku dan kepercayaa­n yang berbeda dengan kebudayaan induk mereka. ’’Di Surabaya malah enggak. Identitas Suroboyo malah tidak luntur,’’ jelas alumnus Airlangga angkatan 1984 tersebut.

Lelaki kelahiran Nganjuk itu punya banyak teman asal Surabaya yang kini di Jakarta. Dia memperhati­kan bagaimana mereka berperilak­u. Ternyata, warga Surabaya tidak terbawa dengan kebiasaan di Jakarta. ’’Ngomongnya

tetap gaya khas Suroboyoan.

Misuhnya tetap ada. Enggak ikutan lu gue lu gue,’’ lanjutnya.

Sakingbang­ganyamemil­ikiidentit­as warga Surabaya, sebagian warga kabupaten tetangga lebih suka mengaku sebagai warga Surabaya. Padahal, mereka tidak tinggal dan lahir di Surabaya. ’ Ini memang riil ada,’ tambahnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia