Dua Puskesmas Jadi Rumah Sakit
SURABAYA, Jawa Pos – Sejak akhir 2018, Pemkot Surabaya menyatakan keinginan untuk meningkatkan kualitas enam puskesmas jadi rumah sakit. Namun, yang tercantum dalam APBD 2020 hanya Puskesmas Tanah Kali Kedinding dan Puskesmas Tanjungsari.
Empat puskesmas lain berlokasi di Jagir, Mulyorejo, Gununganyar, dan Wiyung. Semua dipilih karena kualitas dan kuantitas sarana prasarana di puskesmas itu paling lengkap. Namun, yang siap berubah jadi rumah sakit masih dua lokasi. ’’Sementara memang masih dua itu. Nanti yang lain menyusul,’’ kata Kabid Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Iman Krestian.
Jika berubah jadi rumah sakit, pelayanan medik di puskesmas akan ditambah. Sesuai dengan Permenkes Nomor 30 Tahun 2019 yang baru diterbitkan, rumah sakit tipe D minimal harus memiliki dua poli spesialis dasar. Jika ingin meningkatkan pelayanan, penambahan yang diperbolehkan adalah menambah satu lagi poli spesialis dasar dan satu penunjang medik dasar.
Iman menerangkan, peningkatan puskesmas ke rumah sakit tipe D bisa dilakukan dengan cepat. Sebab, dari sisi sumber daya manusia, pemkot sudah menyiapkan. Pemkot tinggal membangun ruangan untuk poli baru.
Yang lebih memakan waktu adalah peningkatan rumah sakit kelas C tipe D di Gununganyar. Pembangunannya mulai nol.
Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono mengharapkan, semua puskesmas memiliki ruang rawat inap. Tak harus diubah jadi rumah sakit. Dengan begitu, pelayanan kesehatan bisa lebih dekat. ’’Mengubah puskesmas jadi rumah sakit tidak masalah. Yang penting, puskesmas lain jangan dilupakan,’’ ujarnya.
Dia menerima banyak keluhan dari masyarakat yang sulit mendapatkan akses kesehatan. Selama ini, dia melihat jenis penyakit yang paling sering diderita adalah tifus dan demam berdarah. Menurut dia, dua penyakit itu bisa ditangani di puskesmas apabila ada pembenahan sarana dan tenaga kesehatan di sana.
Dia juga mendapatkan banyak keluhan keterbatasan ruang inap di RSUD. Karena itu, dia getol mendorong pembangunan ruang rawat inap di berbagai puskesmas di Surabaya. ’’Apalagi kalau sudah musimnya demam berdarah. Daripada dirawat di lorong rumah sakit, mending di puskesmas,’’ tuturnya.