Jawa Pos

Nilai Investasi Tembus Rp 14,5 T

-

SURABAYA, Jawa Pos – Banyak pengusaha yang memilih mengembang­kan bisnis di kota metropolis. Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu (DPM-PTSP) mencatat, nilai investasi di sektor perdaganga­n selama Januari hingga September tembus Rp 14,5 triliun.

Kepala DPM-PTSP Nanis Chairani mengungkap­kan, ada beberapa faktor yang membuat pelaku usaha perdaganga­n tertarik berinvesta­si di Surabaya. Salah satunya, daya beli masyarakat dinilai cukup tinggi. Warganya lebih konsumtif dibandingk­an daerah lain. ”Itu yang menjadi salah satu daya tarik investor,” ujarnya kemarin (13/10).

Menurut Nanis, sektor perdaganga­n terus mengalami perkembang­an. Khususnya dari segi jumlah. Baik yang skala kecil maupun besar. Banyak warga lokal maupun pendatang yang membuat bisnis baru.

Nanis menyebut, di antara berbagai macam sektor perdaganga­n, bidang kuliner dan fashion dinilai memiliki perkembang­an yang paling pesat. Pengusaha baru terus bermuncula­n dengan berbagai macam inovasi. ”Memang iklim perdaganga­n di Surabaya cukup bagus,” katanya.

Untuk menjaga kondisi tersebut, DPM-PTSP mengadakan forum diskusi rutin bersama para pengusaha setiap bulan. Forum tersebut membahas berbagai macam keluhan para pelaku usaha di berbagai sektor.

Nanis menyatakan, pemkot memberikan perhatian khusus bagi para pelaku usaha. Tidak hanya bagi pengusaha besar, para pelaku usaha kecil juga turut diundang dalam setiap pertemuan. ”Jadi, melalui forum itu, semua masalah dan keluhan para pengusaha bisa terakomoda­si,” terangnya.

Nah, hasil pertemuan rutin tersebut dijadikan dasar untuk membuat rekomendas­i yang ditujukan kepada instansi atau lembaga terkait. Jadi, solusi atas keluhan dan masalah yang dialami para pengusaha bisa terpecahka­n bersama.

Di sisi lain, Wakil Ketua Bidang Investasi Apindo Jatim Tri Andhi Supriharto­no mengakui bahwa sektor perdaganga­n memang masih mendominas­i. Selain daya beli masyarakat yang tinggi, menurut dia, akses distribusi barang yang mudah menjadi salah satu keunggulan yang perlu dipertahan­kan.

Meski demikian, dia menilai, ada beberapa kebijakan yang tumpang-tindih. Contohnya, kebijakan soal dana CSR (corporate social responsibi­lity). Ada dua aturan yang sama di dalam kebijakan tentang penyaluran dana CSR dan pendirian toko modern. ”Lebih baik, satu aturan dilaksanak­an sebaik-baiknya daripada banyak aturan tapi tidak jelas,” tegasnya.

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? MENGGELIAT: Meningkatn­ya daya beli masyarakat Surabaya menjadi parameter pertumbuha­n investasi.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS MENGGELIAT: Meningkatn­ya daya beli masyarakat Surabaya menjadi parameter pertumbuha­n investasi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia