Masa Sulit Sentra Perajin Kota Delta
SIDOARJO, Jawa Pos – Kabupaten Sidoarjo terkenal sebagai kota UKM. Pamor sentra-sentra industri kecil kondang hingga ke tingkat nasional. Bagaimana nasibnya sekarang? Ada yang terus berkembang. Ada pula yang terancam gulung tikar. Kurang inovasi.
Misalnya, sentra industri sandal di Desa Wedoro, Waru. Era 2000-an merupakan masa kejayaan kawasan pembuatan alas kaki itu. Jumlah perajin mencapai ratusan. Kini, jumlahnya terus berkurang. Satu per satu perajin terpojok. Kini, total tinggal 70 orang.
Kondisi sulit itu dipicu sejumlah hal. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) M. Tjarda menjelaskan, penyebab utamanya adalah inovasi yang kurang. ’’Misalnya, model sandal masih lama. Tidak up-to-date,’’ paparnya.
Alhasil, model tersebut tidak laku di pasaran. Kalah bersaing dengan sandal buatan daerah lain. Perajin tidak memperkaya kreativitas. Misalnya, melihat model sandal pabrik atau daerah lain. ’’Model yang sama ditiru atau dimodifikasi sedikit. Tidak masalah,’’ imbuhnya.
Disperindag pun menyiapkan sejumlah solusi untuk membangkitkan kembali sentra industri. Tjarda mengatakan, disperindag memiliki tim pendampingan. Fungsinya, memberikan arahan. ’’Serta memberikan pelatihan,’’ ujarnya. BACA DEWAN DELTA BESOK:
Cara lainnya, mendekatkan perusahaan besar kepada perajin. Menurut Tjarda, banyak perusahaan sandal dan sepatu di Kota Delta. Perusahaan itu menjual sandal hingga ke luar negeri. Mantan kepala dinas koperasi dan usaha mikro tersebut menambahkan, perusahaan besar dapat memberikan pelatihan. Misalnya, sandal apa yang laku di pasaran. ’’Bisa jadi arahan bagi pelaku industri,’’ ucapnya.
SIDOARJO, Jawa Pos – Begitu beragam penganut agama dan kepercayaan di Kota Delta. Kerukunan umat senantiasa dijaga. Mereka bisa menjalankan ibadah dan kepercayaan masing-masing dengan aman dan nyaman.
Kementerian Agama (Kemenag) Sidoarjo terus berupaya menjaga kerukunan. Tiap agama dan kepercayaan memiliki tokoh yang dapat menyalurkan aspirasi tentang kondisi terkini. ”Masingmasing tokoh agama kami perlakukan sama,” kata Kepala Kemenag Sidoarjo Rofi’i.
Kebebasan bagi umat untuk menyediakan tempat ibadah diberikan. Sebagai sarana bagi mereka untuk menjalankan ibadah. Setiap warga Kota Delta dapat beribadah dengan tenang. Termasuk melakukan pembinaan dan menjalin komunikasi aktif antarumat dalam berbagai kesempatan.
Islam
Bukan hanya tokoh yang diperhatikan. Pemeluk agama yang masih muda pun dipadukan. Mereka diberi informasi tentang pemahaman berbagai hal. Agar informasi yang kurang baik dapat ditangkal sejak dini. Salah satunya informasi tentang radikalisme.
Menurut Rofi’i, deteksi dini paham radikalisme pada generasi muda sangat diperlukan. Mereka perlu mendapat pemahaman yang utuh tentang paham yang tidak sejalan dengan asas negara. Tujuannya, anak-anak tidak terjerumus pada hal yang kurang benar. ”Anak-anak cenderung mudah dipengaruhi,” ucap Rofi’i.
Terlebih mereka yang berjiwa muda. Haus pengetahuan dan memiliki keingintahuan tinggi. Kemenag, selama ini, telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan kerukunan umat beragama. Dengan melakukan pendekatan dengan berbagi ilmu pada warga. Agar mereka teredukasi secara dini tentang pemahaman agama maupun keyakinan. Kristen Katolik Hindu Buddha Konghucu Kepercayaan