Kampoeng Seni Masih Mati Suri
SIDOARJO, Jawa Pos – Kampoeng Seni masih sepi. Seniman yang beraktivitas di ikon pasar seni Kota Delta itu juga minim. Tidak banyak yang bertahan.
Awal didirikan pada 2005, banyak seniman yang berkarya di sana. Setidaknya 36 orang. Sekarang hanya ada lima seniman. Di antaranya, yang setia adalah Mahmud Yunus dan Amdo Brada. Keduanya terus bertahan menghidupkan jiwa seni. Berharap Kampoeng Seni bisa kembali hidup.
”Warga berharap agar pekerja seni dan budayawan dapat beraktivitas di Kampoeng Seni lagi,” kata Yunus, koordinator Kampoeng Seni Pondok Mutiara. Setidaknya mereka tetap dapat berkarya. Memperlihatkan kepada masyarakat bahwa banyak seniman di Kota Delta.
Dia berharap pemerintah memperhatikan keberadaan kampung tersebut. Demi kemajuan seni budaya di Sidoarjo. Bukan memberikan bantuan dana. Perhatian dan kepedulian terhadap lingkungan kampung juga sangat berarti.
”Nyumbang pohon yo gak masalah,” lanjutnya. Setidaknya, pemberian tersebut bisa menjadikan suasana kampung makin asri. Menjadi tempat yang enak untuk berkarya. Terutama anak- anak muda yang masih memiliki jiwa seni.
Seniman yang masih bertahan pun berupaya menghidupkan tempat yang juga dikenal sebagai Pasar Seni itu. Salah satunya, menyiapkan wadah bagi anak muda untuk berkarya. Mereka diberi ruang untuk berkarya. Mewujudkan ide dan kreativitas.
Mereka menamai tempat berkreasi itu dengan Ruang Kita. Tempat berkumpul tepat di depan rumah Amdo Brada. Biasanya, Sabtu malam banyak anak muda yang berkumpul.
”Sekarang masih sepi. Saya membuat karya sendiri di dalam rumah,” katanya.
Kini laki-laki 59 tahun itu membuat karya seni rupa dari berbagai bahan. Ada yang kayu maupun bambu. Tapi, belum semua bisa dipamerkan. Masih pembuatan.