Jawa Pos

Waspadai Lonjakan Harga Pangan

Kondisi Cuaca Belum Kondusif

-

JAKARTA, Jawa Pos – Panjangnya musim kemarau tahun ini membuat stok dan harga pangan naik turun. Di sejumlah tempat untuk beberapa komoditas, misalnya cabai, terpantau naik sementara di daerah lain justru turun. Kementeria­n Perdaganga­n (Kemendag) mengakui bahwa kondisi cuaca belum cukup kondusif untuk produksi pangan nasional. Sampai akhir tahun, khususnya saat tingginya permintaan bahan pokok untuk Natal dan tahun baru, harga pangan diprediksi belum stabil.

Kemendag memaparkan bahwa prakiraan cuaca Badan Meteorolog­i, Klimatolog­i, dan Geofisika (BMKG) menunjukka­n, sebagian besar wilayah di Indonesia masih mengalami tingkat hujan rendah menengah. Khususnya di daerah sentra produksi pangan seperti Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan. Kondisi itu terjadi selama akhir September hingga minggu ketiga Oktober 2019.

’’Kondisi cuaca belum kondusif untuk produksi pangan nasional,’’ ujar Menteri Perdaganga­n Enggartias­to Lukita Sabtu (12/10).

Enggar pun meminta pemda dan pelaku usaha untuk turut mengantisi­pasi kecukupan pasokan bahan pokok di daerah. Menurut dia, pemda berperan penting dalam menjaga stabilitas harga dan ketersedia­an bahan pokok. Tujuannya, menjaga keterjangk­auan harga, ketersedia­an pangan masyarakat, serta kondusifny­a iklim usaha bagi pelaku usaha pangan daerah. Selain itu, masyarakat perlu mendapatka­n jaminan pemeroleha­n stok dengan harga yang terjangkau serta pelaku usaha mendapatka­n keuntungan yang wajar.

Dari pantauan harga di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, untuk komoditas cabai, harga terpantau naik di daerah DKI Jakarta dari harga Rp 46.000 per kilogram (kg) pada minggu pertama Oktober menjadi Rp 51.000 kemarin (13/10). Di Jawa Timur, harga cabai di periode yang sama juga naik dari Rp 32.400 menjadi Rp 32.650 per kg. Penurunan harga justru terjadi di wilayah luar Jawa seperti Bali dan Medan. Harga cabai di sana turun sekitar Rp 2.000 per kg.

Di bagian lain, harga garam terus mengalami penurunan. Kini harga garam di tingkat petambak garam untuk kualitas pertama hanya Rp 400 per kg, sedangkan kualitas kedua sekitar Rp 300 per kg. Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jatim Muhammad Hasan menyatakan, pada awal musim panen sekitar Juli lalu, harga garam untuk kualitas pertama Rp 500 per kg. Kemudian, harga garam berangsur-angsur turun. Harga kualitas pertama di tingkat perusahaan bervariasi mulai Rp 650 sampai Rp 800 per kg. Artinya, sudah sampai di gudang pabrik.

’’Ada beberapa perusahaan yang maksimal dalam menyerap garam, tapi ada juga yang kurang maksimal,” katanya kemarin (13/10).

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia