MELAWAN KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN
Wayang Orang Tali Roso, Roso Tali
SURABAYA, Jawa Pos – Gelak tawa terdengar dari setiap sudut gedung Balai Pemuda kemarin (13/10). Penonton dibuat terbahak oleh aksi komunitas Pecinta Budaya Nusantara (PBN). Mereka menghadirkan pertunjukan wayang orang berjudul Tali Roso,
Roso Tali. Karena disuguhkan dengan menggunakan bahasa
Suroboyoan, cerita dan guyonannya pun dirasa mengena.
Wayang orang tersebut menceritakan Batara Dewa dan Batara Narada yang turun ke bumi. Mereka menjelma menjadi sosok Tali Roso dan Roso Tali. Dengan maksud menggoda Dewi Lesmanawati. Para Kurawa dan Pandawa kemudian marah terhadap dua sosok itu. Tetapi, mereka tidak mampu mengusirnya.
Lalu, Romo Semar berusaha ambil andil untuk melawan Roso Tali dan Tali Roso. Mulanya, hal itu disepelekan Kurawa maupun Pandawa. Tidak seperti yang dibayangkan, Romo Semar tibatiba menemukan busana Batara Dewa dan Batara Narada yang asli. Busana itu kemudian diberikan kepada Gareng dan Petruk. ’’Nyoh, kowe iso dadi Dewo lek nggae klambi kuwi,’’ kata Romo Semar. Mereka pun berubah menjadi jelmaan dewa. Romo Semar sendiri berkamuflase menjadi kesatria bagus bernama Tali Buana. Itu dijadikan ’’senjata’’ untuk mengalahkan Tali Roso dan Roso Tali.
Membawa 30 pemain, pertunjukan tersebut berhasil membuat
penonton terpingkal pada adegan klimaks. Yakni, saat Petruk dan Gareng memakai baju Dewa
dengan terbolak-balik. ’’Lha kok swiwine nggak isok miber lek nang
ngarep,’’ kata Petruk.
Saat para dewa-dewa kahyangan turun ke bumi, mereka pun refleks menyembah Gareng dan Petruk yang menjelma menjadi dewa. ’’Dewo-ne melu ndagel,’’ ucap Gareng.
Penyelenggara Ris Handono mengatakan bahwa cerita Tali Roso,
Roso Tali bermakna melawan kejahatan dengan kebaikan. Hal itu berlaku di segala zaman. Dia berharap cerita tersebut bisa direfleksikan dalam kehidupan masyarakat. ’’Kalau ada orang jahat, tidak harus dilawan jahat. Pasti ujung-ujungnya akan ketahuan,’’ kata penasihat komunitas PBN itu.