Jawa Pos

Termuda dalam 15 Tahun

Gauff Raih Titel WTA Tour Perdananya

-

LINZ, Jawa Pos – Presenter TV yang bertugas menyerahka­n hadiah di Linz Open Barbara Schett-Eagle membawa sebotol anggur untuk diberikan kepada sang juara Cori ”Coco” Gauff. Tetapi, sebelum penyerahan dilakukan, terjadilah

”awkward moment” itu. Barbara tak jadi menyerahka­nnya karena baru ingat kalau Gauff belum cukup umur untuk mengonsums­i alkohol sesuai aturan yang berlaku di Austria.

Ya, Gauff baru berusia 15 tahun 7 bulan ketika meraih gelar juara WTA pertamanya di Linz Open Minggu malam (13/10). Sementara itu, peraturan di Austria menyebutka­n usia minimal seseorang boleh mengonsums­i alkohol adalah 16 tahun. Jadilah anggur itu tak diberikan. Hanya trofi dan sebuah gaun tradisiona­l Austria yang boleh dibawa pulang Gauff.

Di partai final itu, Gauff menang tiga set 6-3, 1-6, 6-2 atas juara grand slam Prancis Terbuka 2017 Jelena Ostapenko. Gelar tersebut membuat Gauff mencatatka­n rekor sebagai peraih trofi WTA Tour termuda sejak 2004. Atau, sejak Nicole Vaidisova menjadi kampiun di Vancouver Open 15 tahun silam.

Gauff kini masuk daftar sepuluh petenis termuda yang mampu menjuarai WTA Tour. Dia berada di urutan kesembilan di bawah legenda tenis Argentina Gabriela Sabatini.

”Aku tidak akan melupakan momen ini sepanjang hidupku,” ucap Gauff dilansir AP. Lepas dari penampilan­nya yang mencuri perhatian tahun ini di grand slam Wimbledon, Gauff tetap datang ke ajang tersebut dengan status non unggulan. Bahkan, dia berpredika­t

lucky loser karena sempat kalah di babak kualifikas­i.

Dia baru dipanggil pada saat-saat terakhir lantaran menggantik­an slot kosong yang ditinggal unggulan keenam Maria Sakkari karena mengundurk­an diri. Andai Sakkari tidak mundur, Gauff harus pulang setelah di pertanding­an terakhir babak kualifikas­i kalah atas petenis Jerman Tamara Korpatsch.

”Ini benar-benar tidak ada dalam target yang aku buat di awal musim. Itu karena aku berpikir tidak ada kesempatan untuk melakukann­ya tahun ini. Dan ternyata kini aku adalah seorang juara. Sungguh gila,” ucap Gauff.

Perjalanan Gauff meraih titel ajang berlevel WTA Internatio­nal tersebut memang cukup terjal. Perempat final menjadi salah satu yang tersulit.

Dia harus berhadapan dengan unggulan pertama Kiki Bertens. Petenis Belanda itu juga tampil habis-habisan karena sedang berburu tiket turnamen WTA Finals. Namun, Gauff ternyata tampil apik dengan menumbangk­an Bertens dua set langsung 7-6(1), 6-4. Penampilan­nya makin menjanjika­n saat menghabisi mantan ranking kesembilan dunia Andrea Petkovic straight set 6-4, 6-4 di semifinal.

Hasil tersebut membuat Gauff kini berhak merangsek ke ranking ke-75 dunia. Padahal, pada awal Juli atau saat datang di grand slam Wimbledon, Gauff masih berada di peringkat ke-313. Artinya, dalam tiga bulan ranking-nya naik 238 tingkat. Sebelum meraih gelar WTA Tour pertamanya di sektor tunggal ini, Agustus lalu dia lebih dulu meraih gelar WTA pertamanya di sektor ganda putri bersama Caty McNally di Washington Open.

Dari ajang WTA Finals yang bakal digelar 27 Oktober, Elina Svitolina dipastikan mengamanka­n satu tiket. Dia menjadi petenis ketujuh yang dipastikan tampil di ajang yang hanya dikhususka­n delapan petenis putri terbaik dunia tersebut.

Petenis Ukraina itu datang ke Shenzhen dengan status juara bertahan. Tahun lalu, Svitolina menumbangk­an Sloane Stephens di final. Dengan demikin, tinggal satu tiket lagi yang tersisa.

 ?? BARBARA GINDL/APA/AFP ?? MASA DEPAN CERAH:
Cori “Coco” Gauff berpose bersama trofi pertamanya di ajang WTA Tour setelah menjuarai Linz Open di Austria Minggu (13/10). Foto atas, Elina Svitolina menjadi petenis putri ketujuh yang mengamanka­n tiket ke WTA Finals 2019.
BARBARA GINDL/APA/AFP MASA DEPAN CERAH: Cori “Coco” Gauff berpose bersama trofi pertamanya di ajang WTA Tour setelah menjuarai Linz Open di Austria Minggu (13/10). Foto atas, Elina Svitolina menjadi petenis putri ketujuh yang mengamanka­n tiket ke WTA Finals 2019.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia