Jawa Pos

Jamin Audisi 2020 Tetap Berjalan

- Minions Bakal Dominan Lagi

ODENSE, Jawa Pos – Pelatih kepala ganda putra Herry Iman Pierngadi punya kebiasaan asyik jika dua anak buahnya bentrok di lapangan. Dia tidak mendamping­i mereka di tepi court, tapi memantau dari tribun. Sebelumnya, dia ngopi dulu. Menikmati hasil kerja keras. Hari ini, di final Denmark Open, Marcus Fernaldi Gideon/ Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sukses membuat sang pelatih –yang dijuluki Coach Naga Api– ngopi lagi. All-Indonesian final tercipta setelah Marcus/Kevin mengalahka­n Lu Ching-yao/Yang Po-han 21-16, 21-11 di Odense Sportspark, Odense. Sejam kemudian,

KABAR bahagia bagi badminton lovers di seluruh Indonesia. Setelah sempat terancam dihentikan Agustus lalu, Audisi Umum Beasiswa Bulutangki­s tetap eksis tahun depan. Hal itu dipastikan oleh Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin ketika membuka audisi di Surabaya kemarin. Audisi di Kota Pahlawan berjalan mulai hari ini (20/10) hingga Selasa (22/10).

Ahsan/Hendra agak bekerja keras menumbangk­an Takeshi Kamura/ Keigo Sonoda yang sedang giras. The Daddies –sebutan Ahsan/Hendra– butuh menempuh rubber game untuk menang 21-19, 19-21, 21-15.

Itu adalah all-Indonesian final kelima sepanjang 2019 (hebat, bukan!). Dalam empat pertemuan sebelumnya, Marcus/ Kevin selalu menang. Apakah hari ini hasil akan memihak The Daddies?

Melihat tren di Denmark Open, sepertinya tidak. Minions tampil sangat nyaman sejak babak pertama. Tidak pernah bermain lebih dari setengah jam. Laga tadi malam, 29 menit, adalah catatan paling lama mereka di turnamen berlevel super 750 tersebut. Fisik prima, mental juga sedang oke. Kondisi mereka secara keseluruha­n sedang sangat positif.

’’Kami puas dengan penampilan hari ini. Lawan bermain sangat cepat, tenaganya juga kuat, mereka terus menekan kami. Tapi, pada akhirnya,

Yoppy menjelaska­n, format, detail acara, sampai jumlah kota yang akan dikunjungi masih digodok. ”Yang jelas, setelah rangkaian audisi tahun ini selesai, kami akan melakukan evaluasi soal kekurangan dan kelebihan edisi kali ini,” jelas dia.

Sepanjang 2019, audisi umum berlangsun­g di lima kota. Antara lain, Bandung (28–30 Juli), Purwokerto (8–10 September), dan Surabaya. Lalu kami berhasil mengontrol hal itu,’’ ulas Marcus, dikutip dari siaran pers PP PBSI. ’’Shuttlecoc­k di sini sangat cepat. Kami harus bisa menjaga ritme permainan,’’ lanjutnya.

Di sisi lain, performa The Daddies sedang kurang bagus. Sejak awal, mereka dibayangi cedera betis Ahsan yang belum 100 persen pulih. Toh, kombinasi skill tingkat dewa plus kecerdasan luar biasa tetap mampu mengantar mereka ke final. Namun, setelah kerja keras tadi malam, sulit membayangk­an Ahsan/Hendra bisa mengatasi Minions.

Minions punya pola permainan supercepat. Mirip Kamura/Sonoda, tapi lebih cepat dan lebih baik. Jika tak bisa melambatka­n pola permainan, The Daddies bisa didikte. Mereka tidak bisa mengimbagi kecepatan Marcus dan Kevin. ’’Hendra/ Ahsan tahun ini bermain dengan sangat bagus. Kami akan berusaha main yang terbaik dan mengontrol permainan,’’ kata Kevin. dilanjutka­n di Solo Raya (27–29 Oktober) dan terakhir di Kudus pada 17 sampai 19 November mendatang. Tahun ini audisi dibagi dalam dua kategori, yakni U-11 dan U-13.

Ketua Tim Pencari Bakat PB Djarum Christian Hadinata menjelaska­n, Surabaya dipilih sebagai salah satu host audisi karena Kota Pahlawan konsisten melahirkan nama-nama besar. ”Dalam audisi ini, kami akan

Praven/Melati Sedang Pede Sementara itu, Praveen Jordan/ Melati Daeva Oktavianti juga lolos ke final. Kemarin mereka mengalahka­n pasangan Taiwan Wang Chi-lin/ Cheng Chi-ya 21-12, 21-12 dalam 27 menit. Namun, lawan superberat sudah menanti. Mereka, lagi-lagi, harus berhadapan dengan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping dari Tiongkok.

Sepanjang 2019, ini adalah pertemuan keempat mereka di final turnamen. Semua berakhir dengan kekalahan Praveen/Melati. Apakah hari ini mereka bisa pecah telur? ’’Kami bisa membuktika­n sampai final. Ini memotivasi kami untuk bisa mengambil gelar,’’ kata Praveen.

Kali ini, Praveen/Melati punya bekal keren. Mereka menciptaka­n sejarah baru dengan menundukka­n ganda campuran nomor satu dunia Zheng Siwei/Huang Yaqiong di perempat final lalu. Pasangan yang selama ini menjadi momok bagi Pramel (dan semua ganda campuran di dunia).

’’Setelah menang atas unggulan satu kemarin, kami merasa peluang semakin terbuka. Kami tidak mau menyia-nyiakan hal itu,’’ janji pemain binaan PB Djarum tersebut. Selain itu, Praveen sedang ingin membuktika­n diri. Setelah dimarahi habis-habisan oleh pelatih Richard Mainaky, dia dan Melati banyak berbenah.

’’Sebenarnya kami lebih banyak fokus dan komunikasi. Itu yang menjadi kunci kemenangan kami hari ini (kemarin, Red),’’ jelas Praveen. Jika menang, ini akan menjadi gelar perdana Praveen/Melati sejak dipasangka­n pada awal 2018. melihat bagaimana cara anak-anak memukul. Juga bagaimana footwork serta kualitas teknik mereka,” katanya.

Di Surabaya, audisi 861 diikuti peserta. Lalu, berapa orang yang akan diterima untuk maju ke tahap berikutnya di Kudus? ”Bebas, tidak ada kuota. Kalau ada 100 anak yang kualitasny­a seperti Kevin (Sanjaya Sukamuljo, Red), kami akan terima semuanya,” tegas Yoppy, lantas tersenyum.

 ?? PP PBSI FOR JAWA POS GRAFIS: HERLAMBANG/ JAWA POS ?? KONSISTEN: Yoppy Rosimin (kiri) dan Christian Hadinata dalam konferensi pers di Alimar Premier Hotel, Surabaya, kemarin.
ON FIRE: Marcus F. Gideon (bawah) dan Kevin S. Sukamuljo diprediksi bakal mendominas­i final Denmark Open hari ini.
PP PBSI FOR JAWA POS GRAFIS: HERLAMBANG/ JAWA POS KONSISTEN: Yoppy Rosimin (kiri) dan Christian Hadinata dalam konferensi pers di Alimar Premier Hotel, Surabaya, kemarin. ON FIRE: Marcus F. Gideon (bawah) dan Kevin S. Sukamuljo diprediksi bakal mendominas­i final Denmark Open hari ini.
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia