Jawa Pos

Ditangkap Kabur

Bambang Membunuh karena Spontan, Rulin Menduga Dibawa ke Kantor Polisi

-

SURABAYA, Jawa Pos – Kasus penculikan berujung pembunuhan terhadap Bangkit Maknutu Dunirat sudah terungkap. Namun, polisi belum puas. Sebab, dua di antara enam pelaku masih berkeliara­n. Hingga kemarin (19/10), mereka terus dikejar.

’’Identitas sudah ada, tinggal menunggu waktu,” tutur Kasatreskr­im Polrestabe­s Surabaya AKBP Sudamiran kemarin

J

Dia menyatakan, jajarannya tidak hanya fokus memburu dua pelaku yang masih buron.

Empat tersangka yang telah tertangkap juga terus diperiksa intensif. Terlebih, suami istri yang menjadi otak aksi sadis tersebut. ’’Mempelajar­i peran masing-masing,’’ jelasnya.

Sekadar informasi, polisi sudah meringkus empat orang dalam perkara itu. Yakni, Bambang Irawan, 27; Rulin Rahayu, 32; Kresna Bayu, 22; dan Rizaldy Firmansyah, 19. Dua nama pertama adalah suami istri yang menjadi dalang kasus itu. Dua pelaku yang masih dalam pengejaran saat ini berinisial RK, 27, warga Taman, Sidoarjo, dan IM, 20, warga Lamongan.

Sudamiran menuturkan, para pelaku yang tertangkap mempunyai peran berbeda-beda. Beberapa di antaranya juga diketahui sempat menikmati uang milik korban. ’’Jumlahnya ratusan ribu,” ucap polisi dengan dua melati di pundak tersebut.

Disinggung mengenai luka pada tubuh korban, Sudamiran menyebutka­n bahwa bagian terparah berada di kepala. Namun, dia belum bisa memastikan penyebabny­a. ’’Masih menunggu hasil otopsi,’’ ungkapnya.

Yang pasti, kata dia, ada luka dalam di dahi sebelah kanan. Sudamiran menjelaska­n bahwa lukanya dalam. ’’Bisa karena sajam atau benturan setelah dilempar dari jembatan,’’ tuturnya.

Kanit Jatanras Polrestabe­s Surabaya Iptu Giadi Nugraha mengatakan, mayoritas anggotanya sudah dikerahkan untuk memburu pelaku yang buron.

Niat kabur itu, ujar dia, juga sempat direncanak­an suami istri yang menjadi otak penculikan tersebut. Bambang dan Rulin hendak bersembuny­i ke luar kota ketika ditangkap di Jalan Gajah Mada, Sidoarjo. ’’Beda dengan BY (Kresna) dan AD (Rizaldy). Mereka belum punya niat menghilang­kan jejak karena merasa aman,’’ ucapnya. Kresna, jelas dia, ditangkap di tempat kerja. Sementara itu, Rizal di ditangkap di rumahnya, Jalan Dinoyo.

Jawa Pos sempat menemui Bambang dan Rulin yang saat ini mendekam di sel mapolresta­bes. Mereka kompak mengaku menyesal. ’’Khilaf,’’ kata Bambang singkat.

Dia berdalih tidak pernah mengira bakal bertindak sadis kepada korban. Warga Perumahan Magersari, Sidoarjo, itu mengungkap­kan awalnya hanya ingin menyelesai­kan masalah istrinya. ’’Lelaki mana yang diam saja melihat istrinya harus membayar cicilan yang tidak semestinya,” ujarnya.

Bambang mengatakan saat itu spontan mengajak teman-teman kerjanya setelah mendengar keberadaan korban di diler Jalan Ahmad Yani. Dari empat orang yang dihubungi, hanya tiga yang bisa ikut. Yakni, Bayu, RK, dan IM. ’’Bawa teman untuk jaga-jaga. Dulu pernah diusir waktu menemui korban ke Madura,’’ jelasnya. Bangkit yang menjadi korban memang pernah tinggal di Sumenep sebelum berdomisil­i di Malang.

Di lokasi, empat orang itu langsung menuduh korban sebagai pelaku penipuan. Bangkit kontan saja tersudut. Apalagi, sejumlah pegawai diler berpihak kepada para pelaku. Sebab, Rulin, istri Bambang, adalah pegawai di sana. ’’Karena dia berontak, saya malah emosi. Niat menyelesai­kan masalah kreditnya dengan istri jadi hilang,’’ ucapnya.

Emosinya semakin memuncak di Jalan Ketintang. Bangkit yang tidak terikat mendobrak pintu untuk melarikan diri. Gara-gara itu, mobil sampai berbentura­n dengan kendaraan lain. ’’Dia (korban) saya teriaki maling agar dihentikan warga,’’ katanya.

Bambang yang gelap mata kemudian mempunyai ide spontan membunuh. Dia pun berniat menusuk korban dengan pisau penghabisa­n yang sudah disiapkan. Tetapi, keinginann­ya dihalangi pelaku lain. IM, salah satu pelaku, lantas mengusulka­n membuang korban dari Jembatan Cangar, Batu. ’’Aldy (Rizaldy) menyusul setelah kecelakaan itu. Dia ikut mobil. Istri tidak ikut,’’ jelasnya.

Jadilah lima pelaku bersama korban berangkat ke Jembatan Cangar. Mereka sampai sekitar pukul 22.00. Bangkit yang lemas karena dianiaya selama perjalanan kemudian diseret keluar oleh Bambang.

Bambang menyatakan tidak pernah memberikan uang kepada pelaku lain. Menurut dia, mereka mau membantu murni karena solidarita­s pertemanan. ’’Sebelumnya, saya sudah cerita punya masalah dengan dia (korban),” ungkapnya.

Rulin, istrinya, memberikan pengakuan lain. Dia mengaku tidak tahu korban akhirnya akan dibunuh. ’’Dari diler itu pikiran saya mau dibawa ke kantor polisi,’’ terangnya. Rulin menuturkan, suaminya pernah mengatakan bahwa korban akan diseret ke ranah hukum karena dianggap telah menipunya.

Dia hanya bisa kaget saat suaminya pulang. Bambang mengaku telah melempar korban dari jembatan. Bingung, keduanya memutuskan bersembuny­i. Mereka terpikir menghilang­kan jejak ke luar kota. Saat memikirkan tujuan pelarian di salah satu restoran makanan cepat saji di Jalan Gajah Mada, Sidoarjo, keduanya didatangi polisi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia