Ingin Milenial Lestarikan Kain Indonesia
SURABAYA, Jawa Pos – Iringan musik karawitan bergema di Gedung Kesenian Cak Durasim Surabaya kemarin (19/10). Di sekitar panggung, belasan perempuan berjalan dengan anggun sambil membentangkan berbagai jenis kain batik. Itulah salah satu cara Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Surabaya merayakan ulang tahun keempat. Mereka berharap generasi milenial ikut mencintai wastra Indonesia.
Sebelumnya, mereka membatik di pelataran Taman Budaya Jawa Timur. Sebanyak 200 tamu yang hadir ikut membatik di atas media kipas tangan. Kemudian, mereka disuguhi peragaan busana dan kain batik. Seluruhnya dilakukan para anggota komunitas yang mayoritas berusia di atas 40 tahun itu. Namun, semangat dan antusiasme mereka terasa muda.
Wakil Ketua KCBI Surabaya Eni Handayani menyatakan, ada makna tersendiri dalam penampilan KCBI kemarin. ’’Itulah cara kami mencintai dan melestarikan budaya Indonesia. Tidak hanya cinta terhadap kainnya,’’ tuturnya.
Acara tersebut juga dihadiri beberapa anggota KCBI dari kota lain. Di antaranya, KCBI Bali, Bandung, Bogor, dan Malang. Salah satunya Byang Mangku Hypno asal Bali. Dia menyatakan harapannya untuk KCBI Surabaya. ’’Kami ingin KCBI Surabaya menjadi pionir untuk melestarikan budaya Indonesia yang sekarang mulai tergerus zaman,’’ kata perempuan yang merupakan wakil ketua KCBI Bali tersebut.
Ketua KCBI Surabaya Windrati Wiworo mengamini pernyataan itu. Dia juga ingin kain khas Indonesia nanti makin dikenal dan dipahami semua kalangan. ’’Termasuk generasi milenial,’’ tuturnya. Menurut dia, selama ini generasi milenial jarang memakai kain Indonesia dalam aktivitas sehari-hari.
’’Kebanyakan hanya ibu-ibu atau dipakai pada acara tertentu. Padahal, kain Indonesia tidak menghalangi aktivitas,’’ paparnya. Karena itu, KCBI Surabaya berencana menggelar
visit sekolah dan kampus. Tujuannya, pelajar
SMA dan mahasiswa tergerak mencintai kain Nusantara serta mengenakannya untuk beraktivitas sehari-hari.