Suplai Sapi Turun, Harga Daging Naik

SURABAYA, Jawa Pos – Pedagang daging segar merasakan ada penurunan suplai sapi sejak sebulan terakhir. Penurunan itu terlihat dari rata-rata jumlah sapi yang dipotong tiap bulan. Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim Muthowif menyatakan, jumlah sapi yang dipotong di rumah pemotongan hewan (RPH) Surabaya pada Juni–Juli ratarata 150 ekor tiap bulan. Kemudian, pada September, jumlah tersebut menurun menjadi 100 ekor. ’’Kondisi ini di luar kebiasaan,’’ katanya kemarin (21/10).

Selama ini, sapi yang dipotong di Surabaya berasal dari peternakan di berbagai daerah. Di antaranya, Probolinggo, Malang, dan Gresik. Tidak hanya pasokan yang berkurang, harga juga menunjukkan kenaikan. Harga karkas sapi jantan milik pedagang yang dipotong di RPH Rp 87.000–Rp 89.000 per kg. Sementara itu, harga lepas tulang Rp 95.000–Rp 100.000 per kg. ’’Harga tersebut naik Rp 2.000–Rp 3.000 per kg,’’ ucapnya.

Kalau sampai November, terutama bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, tidak ada kebijakan dari pemerintah provinsi, dia khawatir ada kenaikan harga daging sapi segar. ’’Saat ini pedagang di pasar bertahan di harga Rp 110.000 per kg, belum berani menaikkan harga,’’ jelasnya. Kini, lanjut dia, data stok sapi siap potong di Jatim dan data kuota sapi yang diperdagangkan ke luar Jatim sangat penting untuk mengatasi persoalan tersebut.

Pihaknya juga sudah mengajukan surat permohonan data kuota sapi tersebut pada Dinas Peternakan Jatim. Namun, hingga kini, belum ada respons. ’’Jangan sampai kuota sudah habis, tapi masih ada sapi yang keluar dari Jatim. Sebab, dampaknya juga sampai ke masyarakat. Khususnya para pelaku usaha yang berbahan daging sapi,’’ tuturnya.

Head of Cattle Fattening PT Santosa Agrindo (Santori) Safuan Kasno menuturkan, pihaknya mampu menyediakan pasokan sapi sesuai permintaan pasar. Saat ini perseroan ratarata mengimpor 65 ribu sapi untuk penggemukan. Pasokan tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan sapi di wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera.