Jawa Pos

Imbau Menghening­kan Cipta di Hari Santri

-

SURABAYA, Jawa Pos – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat berdoa dan menghening­kan cipta selama satu menit. Imbauan tersebut dalam rangka memperinga­ti Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada hari ini. Masyarakat diminta melakukann­ya pukul 08.00 secara serentak.

Cara memperinga­ti Hari Santri tersebut mirip dengan Hari Pahlawan. Setiap 10 November, masyarakat diminta menghening­kan cipta pukul 08.15. Durasinya juga satu menit. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengingat jasa pahlawan serta mendoakan arwah mereka. ”Begitu juga dengan peringatan Hari Santri, masyarakat kami ajak untuk berdoa kepada syuhada’ yang berjuang melawan penjajah,” katanya.

Imbauan tersebut disampaika­n melalui surat edaran tersendiri. Surat itu bernomor 003.3/78/033/2019. Isinya, imbauan untuk menghening­kan cipta pukul 08.00 dan doa bersama pada pukul 20.30. Waktu tersebut merupakan detik diumumkann­ya fatwa resolusi jihad oleh KH Hasyim Asy’ari.

Khofifah menambahka­n, Hari Santri bukan hanya untuk kalangan santri. Karena itu, dia mengajak seluruh elemen masyarakat turut memperinga­tinya. Surat edaran tersebut sudah disebar ke seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan forum komunikasi pimpinan daerah. ”Semua memanjatka­n doa bersama,” ungkapnya.

Mantan menteri sosial itu yakin, Hari Santri bisa menguatkan jiwa juang bagi masyarakat. Mereka juga memahami kiprah para syuhada’ yang rela berkorban untuk keselamata­n bangsa.

Penetapan Hari Santri sesuai keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Keputusan tersebut menjadi dasar rangkaian kegiatan para Santri yang biasa dimulai September hingga Oktober.

Dulu, tepatnya pada 22 Oktober 1945, pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari menyerukan kepada santri untuk berjuang. Kala itu, tentara Belanda kembali untuk menguasai Indonesia. Mereka datang melalui Netherland­s Indies Civil Administra­tion (NICA).

KH Hasyim Asy’ari menyatakan, berjuang membela tanah air merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Seruan itu membangkit­kan semangat para santri di Surabaya dan sekitarnya. Mereka menyerang markas Brigade 49 Mahratta yang dipimpin Brigjen Aulbertin Waltuer Sothern Mallaby.

Serangan itu terjadi selama tiga hari berturuttu­rut. Pasukan Inggris yang bertugas menjaga Kota Surabaya semakin terjepit. Perlawanan terus berlanjut hingga Mallaby tewas pada 30 Oktober 1945. Sejarah tersebut termasuk rentetan peralawan arek-arek Suroboyo yang kini sering disebut dengan Pertempura­n 10 November.

 ?? TOMY FOR JAWA POS RADAR JEMBER ?? SANTRI MENYATUKAN: Sejumlah santri, pelajar, dan masyarakat di Kecamatan Balung, Jember, memperinga­ti HSN dengan pawai keliling kemarin.
TOMY FOR JAWA POS RADAR JEMBER SANTRI MENYATUKAN: Sejumlah santri, pelajar, dan masyarakat di Kecamatan Balung, Jember, memperinga­ti HSN dengan pawai keliling kemarin.
 ?? DWIYAN SETYA NUGRAHA /JAWA POS RADAR KEDIRI ?? SERIUS: Di Kediri santri menekuni hafalan Quran. Misalnya, yang dilakukan (dari kiri) Aileen, Latif, dan Aqil saat belajar bersama guru pembimbing mereka, Badik Susanto dan Kholilur Rahman (kanan).
DWIYAN SETYA NUGRAHA /JAWA POS RADAR KEDIRI SERIUS: Di Kediri santri menekuni hafalan Quran. Misalnya, yang dilakukan (dari kiri) Aileen, Latif, dan Aqil saat belajar bersama guru pembimbing mereka, Badik Susanto dan Kholilur Rahman (kanan).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia