Jawa Pos

Tiga Jenderal Masuk Bursa Kapolri

-

KAPOLRI Jenderal Tito Karnavian dipastikan mengisi slot kursi menteri dalam pemerintah­an Joko WidodoMa’ruf Amin. Penugasan tersebut berimbas pada pemberhen tiannya sebagai orang nomor satu di Korps

Bhayangkar­a. Surat pengundura­n diri Tito dari jabatan Kapolri dibacakan Ketua DPR Puan Maharani dalam rapat paripurna DPR kemarin sore (22/10).

Alasan pengundura­n diri Tito, papar Puan, adalah yang bersangkut­an akan mengemban tugas baru dalam pemerintah­an berikutnya. Puan menjelaska­n, Kapolri memang diangkat dan diberhenti­kan presiden

Namun, proses tersebut harus melalui persetujua­n DPR. Itu sesuai dengan ketentuan pasal 11 ayat 1 dan 2 Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). ”Setelah disetujui dalam paripurna tadi, kami langsung mengirim surat ke presiden,” ujarnya kemarin.

DPR baru menerima surat pengundura­n Tito kemarin siang. Pimpinan DPR pun menggelar rapat internal sebelum membacakan secara terbuka di rapat paripurna. Dalam surat juga disebutkan, Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Kapolri sebelum ada keputusan presiden.

Ditanya lebih jauh menteri apa yang akan diemban Tito, Puan mengaku tidak tahu. Dia mengatakan, dalam surat maupun rapat dengan Tito, tidak disebutkan secara spesifik jabatan berikutnya. ”Beliau (Tito Karnavian, Red) hanya bilang dapat amanah baru. Kan besok (hari ini, Red) diumumkan. Kita lihat saja lah,” tutur politikus PDI Perjuangan tersebut.

Sementara itu, mundurnya Jenderal Polisi Tito Karnavian mengubah gerbong kepemimpin­an di tubuh Polri. Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi) Edi Hasibuan, Wakapolri Ari Dono tidak akan bertugas lama sebagai Plt Kapolri. ”Sampai Desember, sebelum dia (Ari Dono, Red) pensiun,” katanya.

Ari Dono merupakan jenderal bintang tiga Polri yang bertugas sebagai wakil Tito di institusi kepolisian. Dia juga pernah bertugas di Bareskrim Polri. Edi menyampaik­an bahwa Ari Dono bukan orang pertama yang diberi amanah menjadi Plt Kapolri. ”Dulu ada Pak Badrodin Haiti. Saat gagal pelantikan terhadap Pak Budi

Gunawan, ketika Pak Sutarman diganti Pak Haiti yang jadi pelaksana tugas lalu diajukan calon Kapolri dan dilantik,” jelas dia.

Namun, mekanisme itu sangat mungkin tidak dilakukan terhadap Ari Dono. Selain masa tugas yang tinggal sebentar lagi, ada nama-nama lain yang dinilai cocok untuk menggantik­an Tito. Menurut Edi, ada tiga jenderal polisi yang berpeluang menjadi Kapolri. Ketiganya adalah Kabaintelk­am Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto, Kalemdikla­t Polri Komjen Pol Arief Sulistyant­o, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono. ”Salah satu (calon) terkuatnya adalah Kapolda Metro,” ungkapnya.

Edi membeberka­n sejumlah alasan yang memungkink­an Gatot menjadi suksesor Tito. Salah satunya terkait dengan performa. Gatot dinilai berhasil menjaga keamanan ibu kota. Kemudian, Gatot angkatan 1988

Akpol yang hanya berselisih satu tahun di bawah Tito. ”Yang lebih penting, banyak pihak menilai chemistry-nya dengan presiden sangat baik,” jelasnya.

Senada dengan Edi, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane menyampaik­an, Gatot potensial menjadi pengganti Tito. Berdasar analisisny­a, Gatot akan dipromosik­an menjadi kepala Bareskrim Polri lebih dulu. Dengan begitu, dia akan naik pangkat menjadi komjen. Sedangkan Kepala Bareskrim Komjen Pol Idham Azis akan ditugaskan menjadi Wakapolri.

”Untuk posisi Kapolda Metro Jaya, ada dua calon kuat, yakni Kapolda Jabar dan Kapolda Lampung,” ujar Neta. Setelah Ari Dono purnatugas, Gatot akan diusulkan menjadi Kapolri. ”Untuk kemudian posisi Kapolri nanti akan dipegang Gatot,” tambah dia.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia