RTH Terkendala Pencarian Lahan
SURABAYA, Jawa Pos – Penanganan banjir kiriman kerap jadi PR besar bagi Kecamatan Sukomanunggal. Terlebih, musim hujan semakin dekat. Camat Sukomanunggal La Koli menyatakan, beberapa usaha sudah dilakukan untuk menghalau banjir kiriman. ’’Memang tahun-tahun sebelumnya juga banjir sampai setinggi dada,’’ ujarnya.
Salah satu penyebabnya adalah minimnya wilayah resapan air seiring pesatnya perkembangan bangunan baru. Kondisi tersebut membuat penataan ruang terbuka hijau dan wilayah resapan air jadi perhatian. ’’Sejauh ini sudah ada boezem baru di wilayah Simo Hilir,’’ jelas La Koli.
Pembangunan boezem memang terus diusahakan pemerintah. Tantangannya terletak pada pencarian lahan. Penolakan perpanjangan izin penggunaan tanah (IPT) yang dimiliki warga jadi salah satu strategi pemkot. ’’Jadi, lahannya bisa dialihkan untuk keperluan boezem dan penataan saluran air,’’ tambahnya saat dihubungi kemarin (22/10).
Penambahan lahan juga bisa dilakukan dengan menelusuri lahan kosong di Kecamatan Sukomanunggal. Penelusuran bekas tanah kas desa (BTKD) maupun pengamanan aset pemkot juga dilakukan dengan mencari lahan kosong milik warga. ’’Yang jelas, Bu Wali minta kepada kami lahan yang bisa dimanfaatkan. Artinya, kalau memang ada, ya coba dibeli pemerintah kota,’’ kata La Koli.
Namun, hal tersebut tidak semudah membalik telapak tangan. Kadang, harga penjualan yang diajukan warga dinilai terlalu tinggi bagi pemkot. ’’Sempat kejadian di Kelurahan Simomulyo, ada lahan kosong tapi ya terbentur harga,’’ ucap La Koli.
Menurut dia, warga memang sulit melepas lahan mereka karena tanah kosong di Surabaya semakin terbatas. Di sisi lain, La Koli menilai warga belum memprioritaskan ruang terbuka hijau.