Olah Dedaunan Jadi Pestisida
SURABAYA, Jawa Pos – Penggunaan pestisida berbahan kimia bisa berdampak pada kesehatan. Karena itu, dibuat pestisida yang ramah lingkungan. Pelatihan tersebut berlangsung di Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Jawa Timur kemarin (22/10).
Koordinator Komunitas Nol Sampah Hermawan Some memberikan pelatihan membuat pestisida dan pupuk cair. Pesertanya adalah puluhan penggiat lingkungan dari sekolah dan masyarakat umum. Dia mengatakan, Surabaya memiliki banyak kompos untuk menanam. ”Kalau hanya pakai kompos, ya lambat,” katanya.
Karena itu, dibutuhkan pupuk cair dari bahan limbah buah-buahan. Kemudian, dicampur dengan air tebu atau gula. ”Limbah buah-buahan bisa nanas atau jeruk,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Wawan itu menjelaskan, limbah nanas atau jeruk tersebut bisa berasal dari kulit maupun buah yang sudah busuk. Dua jenis buah-buahan itu memiliki bau segar. Selain itu, terdapat jamur atau mikroba yang berfungsi mempercepat penghancuran unsur hara. Dengan begitu, semakin cepat diserap akar. ”Proses fermentasi hanya 21 hari dan sudah bisa dipakai,” katanya.
Mengatasi masalah hama seperti tikus, jamur, dan serangga biasanya menggunakan pestisida. Namun, kali ini pestisida dibuat dengan memanfaatkan daundaunan yang pahit. Misalnya, daun mimbo, mindi, sambiloto, dan brotowali. Kemudian, direndam 24 jam, lalu bisa dipakai. ”Dengan pestisida nabati tersebut, hama tidak mau datang karena pahit,” ujar Wawan.
Namun, untuk hama serangga, sebaiknya ditambahkan daun sirsak dan tembakau. Dengan begitu, hama tersebut bisa mati secara perlahan. Keseimbangan ekosistem tetap terjaga. ”Dan ini sangat efektif. Kami sudah terapkan di sejumlah pertanian di Surabaya dan sekolah-sekolah,” katanya.
Ketua Umum BK3S Jawa Timur Pinky Saptandari mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan dapat menyadarkan masyarakat, baik di lingkungan tempat kerja maupun rumah. Salah satunya, mengolah pestisida ramah lingkungan. ”Harapan kami, peserta dapat menularkan di lingkungan sekitar,” katanya.