Tonjolkan Kandungan Lokal, Optimalkan Medsos
SEBANYAK 150 RW terbaik telah terpilih untuk melaju ke tahap lanjutan Surabaya Smart City (SSC) 2019. RW-RW tersebut berhasil mengembangkan potensi kampungnya.
Workshop 150 RW Terbaik Surabaya Smart City 2019
Saya berharap kampung yang masuk 150 besar tetap meningkatkan kualitas dan mempertahankan ciri khas kampungnya sehingga akan tercipta sinergi antara warga dan pemerintah kota.”
400 wakil dari masing-masing RW mengikuti workshop bertajuk Mengembangkan Potensi Kampung untuk Meningkatkan Smart Environment, Smart Society, dan Smart Economic yang Berkelanjutan Menuju Surabaya Smart City kemarin (22/10). Acara yang berlangsung di Gedung Wanita Candra Kencana itu diharapkan bisa menjadi bekal positif untuk kampung-kampung agar bisa selalu menggali potensi wilayahnya dan mempertahankannya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya sekaligus Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Eri Cahyadi ST MT yakin 150 RW terbaik memiliki keunikan masing-masing. ”Workshop ini diharapkan dapat mengembangkan itu,” ujarnya.
Dimulai pukul 09.00, workshop diisi dua pemateri. Pengisi materi pertama tentang mewujudkan smart society city adalah Dosen Fakultas Pertanian UPN Veteran Dr Ir Ramdan Hidayat MS.
Ramdan menunjukkan bagaimana kehidupan sosial masyarakat saat ini dikepung teknologi yang membuat manusia menuju konsep society 5.0. Dia memutar video berdurasi 3 menit yang menggambarkan konsep masyarakat masa depan itu.
Di awal video, terlihat seorang perempuan yang terlambat menuju sekolah. Namun, teknologi kecerdasan buatan membantu mempercepat persiapannya ke sekolah. Misalnya, membuat sarapan secara instan dan membeli tiket kereta tanpa awak. Dia cukup meminta kepada kecerdasan buatan yang bak asisten pribadi itu.
Adegan berlanjut dengan sang perempuan menerima bingkisan yang dikirim menggunakan drone. Jarak tempuh via darat yang biasanya terganjal problem lalu lintas bisa diatasi dengan mudah. Waktu pengiriman menjadi jauh lebih cepat.
”Masyarakat 5.0 akan datang untuk kita. Mau tidak mau, kita harus menerimanya. Karena itu, kita perlu menyiapkan diri dan bersedia menerima perubahan. Sebab, teknologi seperti itu dapat membantu kehidupan sosial kita,” papar Ramdan.
Untuk menghadapi era tersebut, Ramdan mere komendasikan agar para peserta workshop minimal menguasai teknologi internet of things (IoT) seperti media sosial dan cloud computing. Dua hal itu bisa membantu memasarkan produk-produk unggulan kampung secara lebih efektif dan efisien.
Dekan Fakultas Kewirausahaan Universitas Katolik Widya Mandala Dr Diyah Tulipa SE MM juga menekankan pentingnya memasarkan produk dengan mengoptimalkan media sosial. Jika tepat dalam menggunakan media sosial sebagai sarana promosi, penjualan produk bisa meningkat. Namun, tentu ada hal yang lebih mendasar yang penting untuk diingat. Yakni, bagaimana menciptakan komoditas yang unggul. Pertama, komoditas perlu memiliki kandungan lokal yang menonjol dan inovatif, baik di sektor pertanian, industri, maupun jasa. Dengan begitu, produk akan berdaya saing tinggi di pasar nasional dan internasional.
”Mewujudkan kandungan lokal adalah keunikan. Untuk menemukannya, memang sangat susah, tapi pasti ada,” ucap Diyah.
Kedua, penentuan target pasar. Tak semua produk cocok dengan kebutuhan semua orang. Para warga kampung perlu membagi pasar dengan karakteristik yang sama atau membentuk segmentasi.
Pemaparan dua pemateri tersebut disimak ratusan peserta workshop yang datang dari berbagai penjuru Kota Pahlawan dengan saksama. Durasi workshop yang mencapai 3 jam pun terasa berlalu dengan cepat.
Kampung-Kampung Pamer Karya
Di luar ruang workshop, terdapat beberapa kampung yang menampilkan karyanya. Salah satunya adalah robot Smart City. Robot setinggi 2,65 meter dari lampu PJU itu berdiri gagah. Selain bentuknya unik, robot Smart City bisa bergerak dan mengeluarkan suara.
Menurut salah seorang konseptornya, Aseyan, warga RW 2 Tembok Gede, Kelurahan Bubutan, pengerjaan robot Smart City makan waktu sebulan. Namun, waktu yang tersita tak berarti apa-apa bagi warga Kampung Pintar Tembok Gede ketika robot sudah jadi.
”Soalnya bisa dipakai acara-acara kampung juga. Bisa muter musik pakai flash disk atau kabel aux,” cerita Aseyan.