Pastikan Ada Dua Bekas Sumur Minyak
SURABAYA, Jawa Pos – Pemkot Surabaya telah menerima hasil survei georadar yang dilakukan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ada beberapa titik bekas sumur yang ditemukan di sekitar semburan di Jalan Kutisari Indah Utara III.
Hasil survei ground penetrating radar (GPR) tersebut disampaikan kepada perwakilan pemkot yang datang ke kantor Badan Geologi beberapa waktu lalu. Di antaranya, badan penanggulangan bencana dan perlindungan masyarakat (BPB Linmas), badan perencanaan dan pembangunan kota (bappeko), dinas lingkungan hidup (DLH), dan dinas pekerjaan umum bina marga dan pematusan (DPUBMP).
Hasilnya, ada dua di antara tiga jalan yang terdapat bekas sumur minyak. Yakni, Jalan Kutisari Indah Utara III dan IV. Bekas tambang pada zaman kolonial itu menyisakan lubang sumur yang cukup dangkal. Hanya berkisar 4–6 meter di bawah tanah.
Bukti lain yang menguatkan adalah bekas wellhead yang bertulisan Bureau Petrolium Nederland (BPN). Itu adalah perusahaan asal Belanda yang mengeksplorasi blok minyak di Surabaya pada sekitar 1870. ’’Tetapi tidak layak lagi jika misalnya dieksplorasi,’’ ujar Kepala BPB Linmas Eddy Christijanto.
Selain itu, Badan Geologi menyebutkan, terjadi banyak anomali di lapisan bawah tanah. Hal tersebut sangat mungkin merupakan bekas sumur minyak. ’’Nanti Badan Geologi melakukan penelitian lebih lanjut,’’ ujarnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Jawa Timur Handoko Teguh Wibowo menyatakan, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk survei bawah tanah. Yakni, survei seismik dangkal. ’’Dari pemantauan tersebut, akan kelihatan struktur bawah tanah, termasuk patahannya, seperti gimana,’’ katanya.
Menurut dia, yang sekarang perlu dilakukan adalah langkah mitigasi. Sumur-sumur yang terdeteksi bisa ditutup secara permanen. ’’Salah satunya, di-plug atau disuntik dengan lumpur pemberat,’’ ujarnya.(gal/c22/ai)