Bangunan Liar Halangi Pengerukan Kali
SIDOARJO, Jawa Pos – Pemkab Sidoarjo terus memetakan pemicu banjir di kawasan Tambak Sawah, Kecamatan Waru. Genangan air di kawasan tersebut disebabkan dua faktor. Yakni, penyempitan saluran air dan adanya bangunan liar (bangli).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sunarti Setyaningsih menjelaskan, Tambak Sawah dan sekitarnya kerap banjir. Genangan merendam wilayah perumahan dan industri. ”Seperti Tropodo, Pabean, serta Tambak Sawah,” ucapnya.
Naning, sapaan akrab Sunarti, menyatakan, penyempitan Kali Reformasi menimbulkan sumbatan. Lebar saluran yang sebelumnya 5–6 meter mengecil menjadi hanya 2–3 meter. Ditambah lagi adanya sedimentasi. Lumpur dan sampah mengakibatkan arus air tak lancar. Dampaknya dirasakan warga Pabean dan Tropodo. ”Air dari saluran air tumpah ke permukiman warga,” paparnya.
Pemkab sejatinya berupaya menormalisasi sungai. Saluran dilebarkan dan dikeruk. Daya tampung sungai ditingkatkan. Sayang, program itu tersendat. Kabid Irigasi Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Bambang Tjatur menuturkan, normalisasi belum berjalan karena terhalang bangli. ”Alat berat tidak bisa mengeruk,” ucapnya.
Berdasar data dinas PU, ada 14 bangli yang berderet di sepanjang Kali Reformasi. Sebagian besar adalah warung kopi. Namun, ada juga bangunan rumah permanen.
Menurut Bambang, penertiban dirancang sejak awal tahun. Pemilik bangli diberi surat teguran. ”Kami masih menunggu waktu untuk menertibkan bangli,” jelasnya.
Cara lain, pemkab menyiapkan rumah pompa. Bambang mengatakan, ada tiga pompa air untuk mengatasi banjir Kali Reformasi. Lokasinya berada di Tambak Sawah, Tambak Rejo, dan Gang Kelinci di Tambak Sawah.
Dalam pertemuan dengan DPRD pada Senin (21/10), pemkab mengundang perwakilan perusahaan. Manajer Humas PT Mega Surya Mas Ponco Agung mengatakan, perusahaan mendukung program penanganan banjir. Dia berharap kawasan industri tersebut bebas banjir. ”Agar perusahaan tidak terganggu genangan lagi,” tuturnya.
Kondisi berbeda terjadi di afvoer Sidokare. Pengerukan di sepanjang saluran pembuang tersebut sudah berjalan. Lancar. Tidak ada bangunan liar yang menghalangi pekerja untuk menormalisasi sungai. Proyek penanganan banjir juga dilakukan di tengah kota. Di antaranya, kawasan Jalan Sultan Agung. Saluran air di jalan tersebut dikeruk dan dipasangi box culvert.