Semua Bisa Nikmati Lukisan
#Art4All di Art Gallery Faber Castell
SURABAYA, Jawa Pos – Sebanyak 50 lukisan dari 7 perupa asal beberapa kota di Jawa Timur dipamerkan di Art Gallery Faber Castell kemarin (22/10). Seluruh lukisan beraliran realis. Namun, medianya berbeda-beda. Ada batu kali, kain, kertas, hingga kanvas.
Salah satu seniman yang membawa karya dalam jumlah banyak adalah Akhmad Hasin. Perupa dari Jember itu memamerkan 20 lukisan miliknya. Kebanyakan bertema alam, flora, dan fauna. Menurut dia, lukisan-lukisan itu terinspirasi tempat tinggalnya semasa kecil di sebuah desa.
”Misalnya hewan yang di sini, semua hewan-hewan liar di desa saya, seperti burung dan monyet,” tutur Acing –sapaan pria 43 tahun itu. Begitu pula tumbuhan dan suasana alamnya. Alat dan media yang Acing gunakan pun bermacammacam. Sebagian besar karyanya menggunakan kanvas, sebagian lagi memakai media lain seperti batu kali dan kain. Dia melukis dengan cat akrilik, pensil warna, bahkan krayon.
Dia lantas menunjukkan lukisan
Burung Elang. Untuk karya itu, dia menggunakan krayon. Hanya tiga warna yang dia pakai. Yakni, hitam, abu-abu, dan putih. ”Warna kertas aslinya yang abu-abu gelap kan bisa jadi warna juga,” paparnya.
Perupa lain Shierly Lin memamerkan karyanya yang berupa lukisan diri. Perempuan dari Jombang itu menggunakan pensil warna. Dia menghabiskan waktu seratus jam untuk menghasilkan gambar tersebut. ”Karena detail dan warnanya sedikit rumit,” terangnya. Karena suka detail, dia butuh waktu lama. Dia pernah menghabiskan waktu dua ratus jam untuk menghasilkan satu karya separo badan.
Penyelenggara acara Fransisca Remilia menuturkan, pameran bertajuk #Art4All diselenggarakan agar semua kalangan bisa menikmati seni, terutama lukisan. ”Kami inginnya dari yang PAUD (pendidikan anak usia dini, Red) sampai dewasa bisa memahami karya para seniman,” kata dia. Selain itu, karya-karya tersebut bisa menjadi sarana edukasi bagi mereka.
Menurut Sisca, selama ini pameran lukisan jarang dikunjungi anak-anak. Mereka cenderung bosan jika diajak ke galeri seni. Penyebabnya, jarang anak-anak yang memahami makna lukisan. ”Misalnya lukisan abstrak. Mungkin hanya pengamat seni yang bisa memahaminya,” tandasnya. Dengan lukisan realis seperti itu, anakanak akan lebih mudah mencerna apa yang hendak disampaikan oleh pelukisnya.
Pameran tersebut dibuka kemarin dan berlangsung untuk waktu lama. Sisca mengatakan, siapa saja boleh datang. Rencananya, lukisan-lukisan tersebut diganti secara berkala. Namun, waktunya belum ditentukan.