Jawa Pos

Harus Diseleksi lewat Kompetisi

-

JAKARTA, Jawa Pos – Timnas hanya punya waktu dua tahun untuk persiapan tampil di Piala Dunia U-20. Waktu yang singkat untuk mempersiap­kan sebuah tim. Apalagi, tim yang akan tampil di ajang dua tahunan itu harus diisi pemain yang memiliki kalahiran 2001–2002. Artinya, timnas akan disuplai banyak pemain yang saat ini membela timnas U-19 asuhan Fakhri Husaini.

Saat dihubungi, Fakhri mengakui, akan banyak tantangan yang dihadapi timnas. Terutama soal pemilihan pemain. Menurut dia, Indonesia adalah negara yang sangat luas. Karena itu, banyak pemain hebat yang belum terpantau.

”Perlu dibuka kesempatan pemain lain karena kita masih punya waktu. Kalau saya kemarin kan sumber pemain dari asprov dan Elite Pro Academy,” kata Fakhri. ”Apakah nanti misalnya muncul nama baru. Jadi, tentu harus dibuka kesempatan untuk mereka yang kelahiran 2001. Minimal bisa ikut seleksi lah

untuk menambah kekuatan tim,” ujar mantan gelandang timnas itu.

Fakhri menambahka­n, Elite Pro Academy sebagai kompetisi pemain muda yang dibentuk PSSI sudah berjalan cukup bagus. ”Pemain itu harus dibesarkan dalam kompetisi. Bukan dikumpulka­n jadi satu, lalu dikirim ke luar negeri selama beberapa tahun. Kita sudah cukup banyak lah belajar dari kegagalan program seperti itu,” tegasnya

Menurut dia, saat ini PSSI masih memiliki waktu untuk membentuk tim terbaik. Terlepas siapa pun nanti pelatih yang akan menangani tim tersebut, Fakhri menyoroti kompetisi kelompok umur. Kompetisi tersebut harus mendapat porsi perhatian yang lebih baik. Sebab, itu menjadi cermin kualitas pemain yang akan berlaga nanti.

”Hanya, perlu diatur kompetisi itu selesai sebelum Piala Dunia U-20 dijalankan. Jadi, ada waktu untuk mengumpulk­an pemain terbaik dari Elite Pro

Academy itu. Kami berharap semakin banyak pemain potensial yang akan muncul dalam kompetisi, yang bisa memperkuat timnas,” kata pelatih berusia 54 tahun itu. Fakhri yakin Indonesia tidak hanya sukses sebagai penyelengg­ara. Namun, timnas juga bisa memberikan perlawanan dalam Piala Dunia U-20 2021. Syaratnya, PSSI harus memperbaik­i kualitas kompetisi dan segala aspek yang mendukung. ”Biarkan saja mereka (pemain) mengalir. Masih 18 tahun. Biarkan saja mereka tersebar dalam kompetisi yang sudah ada. Itu yang perlu dipantau. Kualitas kompetisin­ya diperbaiki, kualitas wasit, tata kelola harus ideal. Dibuat lebih baik lagi,” imbuhnya.

Sementara itu, kepastian Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 disambut antusias oleh bintang-bintang timnas U-19. Hal tersebut diungkapka­n bek kanan timnas U-19 Bagas Kaffa. Apabila performany­a stabil, tidak tertutup kemungkina­n Bagas akan berlaga pada gelaran

Piala Dunia U-20 2021. Apalagi, mimpi Bagas untuk merasakan atmosfer Piala Dunia sempat kandas. Sebab, mereka gagal pada fase delapan besar AFC Cup U-16 2018.

”Iniakanmen­jadimomen yang luar biasa. Saya tentu berharap bisa main di Piala Dunia nanti. Tetapi, siapa pun yang akan main di sana ini adalah pencapaian yang sangat besar untuk Indonesia,” ucap saudara kembar Bagus Kahfi tersebut.

Meski sudah dipastikan melaju ke Piala Dunia, Bagas tak mau timnas U-19 terlena. Setidaknya, ajang kualifikas­i AFC Cup November nanti bisa menjadi momentum bahwa Indonesia tidak aji mumpung dan tidak bisa dianggap remeh. ”Kami tetap harus berjuang. Kami tetap punya misi untuk bisa mencapai empat besar pada AFC Cup nanti,” tutur pemain asli Magelang tersebut.

Hal senada disampaika­n salah seorang kapten timnas U-19 Rizky Ridho. ”Kami juga nggak mau dianggap lolos ke Piala Dunia karena menjadi tuan rumah. Kami harus menunjukka­n kualitas,” tuturnya.

 ?? ALLEX QOMARULLA/JAWA POS ?? MENUJU PENTAS DUNIA: Alfeandra Dewangga Santoso (dua dari kanan) menghampir­i Bagus Kahfi setelah membobol gawang Tiongkok di Gelora Bung Tomo, Surabaya.
ALLEX QOMARULLA/JAWA POS MENUJU PENTAS DUNIA: Alfeandra Dewangga Santoso (dua dari kanan) menghampir­i Bagus Kahfi setelah membobol gawang Tiongkok di Gelora Bung Tomo, Surabaya.
 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? HARUS SINGLE SEAT: Suasana tribun Stadion Gelora Bung Tomo yang belum dipasangi single seat.
ANGGER BONDAN/JAWA POS HARUS SINGLE SEAT: Suasana tribun Stadion Gelora Bung Tomo yang belum dipasangi single seat.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia