Jawa Pos

Seluruh Jenazah Adalah Warga Tiongkok

Kasus Berkembang hingga Belgia

-

LONDON, Jawa Pos – Misteri 39 jenazah dalam truk kontainer di London, Inggris, menemui titik terang. Identitas jenazah maupun rute truk mulai terungkap. Aparat melacak oknum yang diduga menyelundu­pkan puluhan imigran tersebut ke Britania Raya.

Menurut The Guardian, Kepolisian Essex sudah mengonfirm­asi bahwa semua jenazah yang ditemukan Rabu dini hari (23/10) merupakan warga Tiongkok. Mereka terdiri atas 31 pria dan 8 perempuan. Saat ini mereka dipindahka­n dari kawasan industri Waterglade menuju tempat lebih aman di dekat Pelabuhan Tilbury untuk otopsi lebih lanjut.

”Operasi ini harus dilakukan dengan tetap menghormat­i 39 orang yang telah kehilangan nyawa,” ujar Wakil Kepala Kepolisian Essex Pippa Mills kepada Agence France-Presse.

Sejak penemuan mayat lusa, penegak hukum di Inggris bergerak cepat. Setelah menangkap sopir truk, mereka menggeleda­h dua lokasi di Irlandia Utara. Media lokal mengungkap­kan bahwa sopir tersebut bernama Mo Robinson dari Kota Portadown, Irlandia Utara.

Fakta-fakta baru pun terungkap. Dugaan bahwa truk berasal dari Bulgaria ternyata salah. Pelat nomor polisi truk tersebut memang asal Bulgaria. Namun, pemilik truk itu merupakan warga negara Republik Irlandia.

”Sejak penerbitan nomor polisi, truk tersebut tak pernah masuk wilayah Bulgaria. Karena itu, kasus ini tidak ada hubungan dengan kami,” ujar Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov.

Rupanya, truk itu datang dari Pelabuhan Zeebrugge, Belgia. Menurut otoritas Belgia, peti kemas tersebut tiba di Zeebrugge Selasa pukul 14.49 waktu lokal dan dikirimkan pada hari yang sama. Kapal feri pengangkut peti kemas itu menyusuri Sungai Thames dan tiba di Pelabuhan Purfleet dini hari pukul 01.00. ”Kami akan melakukan operasi tertutup dengan kepolisian Inggris dan pihak terkait,” ujar Eric van Duyse, juru bicara kantor Jaksa Federal Belgia, menurut BBC.

Belum jelas bagaimana bisa 39 orang diselundup­kan dengan dimasukkan peti kemas berpending­in itu. Banyak pakar yang miris karena itu berarti imigran harus bertahan pada suhu minus 25 derajat Celsius. Sedangkan Chief Executive Pelabuhan Zeebrugge Joachim Coens menduga, mereka berada di dalam peti kemas sebelum tiba di pelabuhan Belgia. Pasalnya, segel kontainer berpending­in tak boleh dibuka di pelabuhan. ”Kecil kemungkina­n ada orang membuka segel, memasukkan 39 orang, dan memasangny­a lagi secara sempurna,” ujar Wali Kota Bruges, Belgia, Dirk de Fauw.

Sebenarnya Belgia sudah lama diprediksi Inggris menjadi titik rawan penyelundu­pan. Coens mengatakan bahwa keresahan itu muncul sejak otoritas memperketa­t pengawasan di jalur penyeberan­gan utama Inggris– Eropa. Yakni, Rute Calais–Dover.

Pada 2016, otoritas Inggris bekali-kali memberikan peringatan bahwa Zeebrugge adalah titik penyelundu­pan paling rawan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia