Enceng Gondok sampai 2 Kilometer
SIDOARJO, Jawa Pos – Enceng gondok masih mengotori sungai-sungai di Kota Delta. Berkali-kali dibersihkan, enceng gondok memenuhi sungai lagi. Misalnya, Sungai Karanggayam. Kemarin (24/10) enceng gondok menutupi sungai sampai kiloan meter.
Kondisi itu terlihat dari Jalan Malik Ibrahim yang mengarah ke RS Siti Hajar, tidak jauh dari kediaman pribadi Bupati Saiful Ilah. ”Sudah mulai Jumat (18/10) dibersihkan,” kata Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan
Sumber Daya Air (PU BMSDA) Sidoarjo Sunarti Setyaningsih kemarin.
Pada Jumat pembersihan dilakukan bareng-bareng oleh kecamatan, dinas lingkungan hidup dan kebersihan (DLHK), serta kelurahan setempat. Sudah bertruk-truk yang diangkut. ”Setiap hari dibersihkan. Tetapi, enceng gondoknya sangat banyak,” ujar perempuan yang akrab disapa Naning itu. Dia berharap masalah tersebut teratasi sebelum musim hujan.
Menurut Naning, sampai saat ini, enceng gondok belum dimanfaatkan secara maksimal. Untuk pakan ternak, hewannya tidak doyan lantaran gatal. Untuk kerajinan, sudah ada upaya. Misalnya, bahan tas maupun rangkaian bunga. ”Tapi ya saking banyaknya sampai kelebihan,” ucapnya.
Naning memastikan kedalaman Sungai Karanggayam sudah lebih dari 2 meter. Setiap tahun sungai tersebut rutin dikeruk. Tidak ada sedimennya. Jadi, tidak dilakukan pengerukan lagi. Hanya dibutuhkan pembersihan.
SIDOARJO, Jawa Pos – Bagaimana mungkin pembangunan Kota Delta berjalan dengan cepat. Anggaran mereka dikeprasi oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Sidoarjo. Dinasdinas dan instansi di Pemkab Sidoarjo mengeluh karena kinerja tidak didukung anggaran yang cukup. Padahal, tuntutan masyarakat sangat tinggi.
Keluhan organisasi perangkat daerah (OPD) terus masuk ke DPRD Sidoarjo. Rata-rata sambat. Program-program penting ternyata tidak didukung anggaran yang cukup. Sebut saja keluhan dari dinas kependudukan dan catatan sipil (dispendukcapil). Anggaran belanja langsung pada 2019 mencapai Rp 7,7 miliar. Tapi, pada 2020, nilainya bakal merosot menjadi Rp 3,4 miliar.
Kondisi tersebut setali tiga uang dengan dinas komunikasi dan informatika (diskominfo). Tahun lalu, anggaran belanja langsung mencapai Rp 26 miliar. Bukannya naik. Dana mereka turun menjadi Rp 21,5 miliar.
Anggaran dinas lain juga dipangkasi. Pada 2019, belanja langsung dinas perhubungan (dishub) total mencapai Rp 43,7 miliar. Tahun depan, nilainya melorot menjadi Rp 33,9 miliar (selengkapnya baca grafis).
Kepala Dispendukcapil Medi Yulianto mengakui anggarannya memang turun. Sejatinya, Medi sudah menyampaikan program prioritas kebutuhan dispendukcapil pada 2020. ”Penentuan anggaran kewenangan TAPD,” ucapnya.
Tahun depan, dispendukcapil merancang sejumlah program penting. Yaitu, mendukung kelancaran pemilihan kepala desa (pilkades) dan pemilihan kepala daerah (pilkada). Instansi itu harus menyediakan kebutuhan pencetakan e-KTP. Misalnya, ribbon, film, serta blangko KK. Pengadaan blangko kartu identitas anak (KIA) juga mendesak. ”Seluruh program itu harus tuntas,” ucapnya.
Sejumlah program prioritas dishub juga terhambat. Misalnya, pemasangan palang pintu perlintasan kereta api. Menurut data dishub, masih banyak perlintasan sebidang tanpa palang pintu. Jumlahnya 71 perlintasan. Pemasangan palang pintu itu menyangkut keselamatan dan jiwa masyarakat.
Program save our student (SOS) juga terancam mandek. Dishub tidak bisa menyediakan angkutan sekolah gratis. Kepala Dishub M. Bahrul Amig mengatakan, dishub merancang ulang angkutan sekolah gratis. Konsepnya diubah. ”Kami berdayakan angkutan umum,” ucapnya.