Terganggu Intrik Mbappe-Cavani
PARIS, Jawa Pos – Di atas kertas, PSG unggul segalanya dari Olympique Marseille menjelang Le Classique ke-97 pada journee ke-11 Ligue 1 dini hari nanti (siaran langsung beIN Sports
pukul 03.00 WIB). Les Parisiens –julukan PSG– kukuh di puncak klasemen dengan 24 poin, sedangkan Marseille berada di posisi keempat (16 poin).
Namun, ada handicap yang berpotensimenghambatlajuPSG. Yakni, intrik ruang ganti dari dua striker, Kylian Mbappe dan Edinson Cavani. Keduanya saat ini dilaporkan sedang terlibat perang dingin dengan traineur Thomas Tuchel.
Pemicunya adalah dua laga terakhir PSG, yakni kontra Nice pada journee kesepuluh (19/10) dan Club Brugge pada matchday ketiga fase grup Liga Champions (23/10). Dalam dua laga tersebut, keduanya tidak jadi starter. Meski, Tuchel mencadangkan mereka untuk rotasi.
Mbappe jadi pengganti pada babak kedua dengan total waktu bermain hanya 45 menit pada dua laga tersebut. Sedangkan Cavani duduk manis di bangku cadangan. Padahal, keduanya sudah pulih 100 persen dari cedera paha dan pinggul.
Ironisnya, meski Mbappe hanya menjadi pengganti, performanya luar biasa. Personel timnas Prancis itu mencetak 4 gol dan 1 assist. Bahkan, setelah laga melawan Club Brugge, dia mengatakan kepada wartawan bahwa mayoritas hasil positif PSG sulit didapat tanpa kehadirannya. Komentar itu seolah menyindir Tuchel yang mencadangkannya.
Benar saja. Tiap kali Mbappe jadi pengganti, PSG selalu menang. Selain dua laga melawan Nice dan Club Brugge, pertandingan yang dilalui Donatello –julukan Mbappe– dari bangku cadangan dan berujung kemenangan adalah journee kedelapan kontra Girondins Bordeaux (29/9) dan matchday kedua Liga Champions dengan melawan Galatasaray (2/10).
ROMA, Jawa Pos – Posisi AS Roma di klasemen Serie A (peringkat keenam dengan meraih 13 poin) boleh saja sedikit lebih baik daripada AC Milan (peringkat ke-12 dengan meraih 10 poin). Tetapi, sejatinya kondisi Giallorossi –julukan Roma– tidak lebih baik ketimbang Milan.
Itu mengacu kepada krisis pemain akibat cedera yang kini menggerogoti tim asuhan Paulo Fonseca itu. Bagaimana tidak. Setidaknya ada tujuh pemain yang menepi karena cedera.
Mereka adalah bek kanan Davide Zappacosta yang cedera ligamen lutut, gelandang Lorenzo Pellegrini (retak metatarsal), wide attacker Henrikh Mkhitaryan (abduktor), gelandang Amadou Diawara (lutut), gelandang Bryan Cristante (abduktor), wide attacker
Cengiz Under (paha), dan striker Nikola Kalinic (retak fibula).
Ya, empat di antara tujuh pemain tersebut merupakan personel lini kedua. Itu yang membuat alternatif Roma untuk pemain di lini tengah sangat terbatas saat melawan Milan pada giornata kesembilan (siaran langsung beIN Sports 2 pukul 00.00 WIB).
Bahkan,FonsecasampaimemainkanGianlucaManciniyangberposisi asli sebagai bek tengah menjadi gelandangpadamatchdayketigafase grupLigaEuropamelawanBorussia Moenchengladbach(25/10).Itubelum termasuk menyertakan bek kiri tim PrimaveraRiccardoCalafioridibench pada laga yang berakhir 1-1 itu.
Kondisi Roma untuk laga nanti diperparah absennya wide attacker
Justin Kluivert karena skors. Praktis, mereka hanya menyisakan winger 20 tahun Mirko Antonucci untuk pemain lini kedua dari tim utama yang tersisa di bench kontra Milan.
’’Kekhawatiran terbesar saya saat ini adalah membuat tim secara fisik kembali fit melawan Milan (setelah laga kontra Moenchengladbach, Red). Kami tidak bisa bereksperimen (di strategi, Red) karena tidak punya banyak pilihan pemain,’’ ucap Fonseca sebagaimana dilansir Corriere dello Sport.
Roma juga dihadapkan pada fakta belum pernah mencatatkan clean sheet di Olimpico musim ini di Serie A. Dalam empat giornata,
gawang Pau Lopez selalu bobol. Satu-satunya clean sheet di kandang justru diperoleh saat menang 4-0 atas Istanbul Basaksehir pada matchday pertama fase grup Liga Europa (20/9).
Milan juga menghadapi krisis. Tetapi, bukan badai cedera seperti Roma, melainkan krisis psikis para pemain. Itu dipicu pemecatan pelatih Marco Giampaolo yang hanya bertahan tujuh giornata karena menelan empat kekalahan.
Stefano Pioli yang menjadi suksesor juga belum banyak memberikan perubahan. Laga debutnya pada giornata kedelapan kontra tim promosi Lecce hanya berakhir imbang 2-2 (21/10).
Salah satu handicap Milan adalah lemah pada 45 menit kedua. Buktinya, 9 gol di antara 11 kemasukan terjadi setelah turun minum. Bila diperinci, 4 gol lawan lahir pada 15 menit akhir. Konsistensi menjadi pekerjaan rumah Pioli untuk memperbaiki Milan. 1 4 2 3 1 433