Bus AKAP Angkut 4 Kg Sabu-Sabu
Dihentikan di Gerbang Tol Warugunung
SURABAYA, Jawa Pos – Aparat BNNP Jatim mengungkap jaringan sabu-sabu (SS) asal Malaysia. Tiga orang ditangkap. Mereka adalah Safi’ih, 35; Soleh Hoddin, 44; dan Achmad Hoironi, 21. Ketiganya berasal dari Kecamatan Kokop, Bangkalan, Madura.
Diketahui, mereka adalah sopir bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Bus tersebut melayani trayek Pangkalpinang, Bangka Belitung–Surabaya. Barang bukti yang diamankan dari pengungkapan itu lebih dari 4 kilogram sabusabu. ”Jumlah yang tidak sedikit,” ujar penyidik madya BNNP Jatim AKBP Wisnu Chandra kemarin (26/10).
Wisnu menjelaskan, anggotanya mendapat informasi adanya pengiriman narkoba lewat jalur darat Jumat (25/10). Barang terlarang itu dikabarkan dibawa sebuah bus yang melewati tol. ”Bus terdeteksi di Caruban sekitar pukul 02.30,” jelas perwira dengan dua melati di pundak itu. Bus tersebut, lanjut dia, melaju ke arah Surabaya.
Wisnu dan tim kemudian membuntutinya. Mereka baru melakukan penyergapan di gerbang tol Warugunung
Wisnu menerangkan, bus itu membawa banyak penumpang saat dihentikan. Jadi, pihaknya harus memeriksa barang bawaan penumpang satu per satu. Untuk memaksimalkan penggeledahan, jajarannya sampai melibatkan anjing pelacak. Beberapa saat setelah melakukan pemeriksaan, petugas akhirnya menemukan sebuah kardus mencurigakan di bawah kursi penumpang.
Kardus tersebut kemudian diturunkan. Isinya dibongkar. Ternyata di dalamnya terdapat empat kemasan teh asal T ion g kok dan dua bungkus kopi .” Narkoba y angkit acar ia dadi kemasan teh,” katanya.
Beratkeseluruhan SS itu setelah ditimbang 4.178 gram. Wisnu menduga dua bungkus kopi itu sengaja diletakkan di dalam kardus untuk mengecoh penciuman anjing. ”Harapannya untuk mengalihkan bau sabusabu dari anjing pelacak, tetapi tetap saja gagal,” sambungnya.
Wisnu menyebut awalnya tidak ada yang mengaku sebagai pemilik kardus tersebut. Baik penumpang maupun awak bus kompak mengaku tidak tahu. Setelah didesak, titik terang didapat. Safi’ih, pengemudi bus, mengaku bahwa kardus itu titipan seseorang.
Safi’ih mengaku dititipi seorang pria asing saat busnya akan berangkat dari Pangkalpinang, Bangka Belitung, Selasa (22/10). Dia dijanjikan upah Rp 5 juta. ”Diminta bawa kardus ke Surabaya,” tutur Wisnu. ”Di terminal ada yang mengambil sekaligus memberi komisi,” terangnya.
Safi’ih berdalih baru sekali menjadi kurir narkoba. Dia beralasan nekat karena tergiur upah yang dijanjikan penitip kardus di Pangkalpinang. ”Masih didalami, semua tersangka juga pasti mengaku baru sekali kalau tertangkap,” ujarnya.
Wisnu mengatakan, pihaknya juga akan mendalami keterangan dua sopir cadangan bus. Yakni, Soleh Hoddin dan Achmad Hoiron. Mereka diyakini terlibat dalam pengiriman narkoba tersebut. ”Dalam pemeriksaan awal, belum mau mengaku dapat upah berapa,” ungkapnya.
Dari analisis petugas, narkoba itu rencananya dikirim ke Madura. Menilik ciri-cirinya yang dimasukkan kemasan teh asal Tiongkok, barang haram itu diyakini berasal dari Malaysia. Oleh bandarnya, SS dikirim ke Bangka Belitung lewat jalur laut. Lalu, berhenti di pelabuhan tikus yang tidak terdeteksi aparat keamanan. Hingga akhirnya dikirim ke Pulau Jawa via jalur darat.