Setelah Perahu dan Sepeda Air, Siapkan Gazebo
Fasilitas Wisata Sontoh Laut Terus Dilengkapi
SURABAYA, Jawa Pos – Kelurahan Tambak Sarioso serius benar untuk menyulap kawasannya sebagai destinasi wisata alam di Surabaya. Kelompok sadar wisata (pokdarwis) di kelurahan yang masuk Kecamatan Asemrowo tersebut memilih tambat labuh Sontoh Laut sebagai rujukan wisata baru.
Karena itu, mereka sudah melakukan beragam usaha untuk mempercantik lingkungan. Antara lain, membangun gapura yang disusun dari potonganpotongan bambu. Gapura tersebut menjadi pintu masuk sebelum pengunjung menjejakkan kaki ke laut yang menjadi tempat sandar perahu. Gapura itu banyak diminati sebagai spot foto.
Humas dan Sumber Daya Manusia (SDM) Pokdarwis Tambak Sarioso Iwan Hermawan mengatakan, gapura yang didirikan pada pekan kedua Oktober tersebut dibuat secara swadaya. ”Ini untuk mendukung wisata Sontoh Laut. Nanti ditambah spotspot foto lagi,” ujarnya.
Wisata Sontoh Laut memang gencar dikembangkan. Meski beroperasi sejak 2010, kawasan tambat labuh Sontoh Laut baru dikenalkan sebagai destinasi wisata pada 17 Agustus lalu. ”Sejak ada upacara pengibaran bendera di tengah laut,” katanya.
Iwan menuturkan bahwa Sontoh Laut menjadi destinasi wisata alam yang mengusung kearifan lokal. Mereka menyediakan ski lot atau pancalan untuk digunakan masyarakat. Ski lot yang dimaksud adalah papan luncur yang memiliki pegangan. Ski lot sejatinya dimanfaatkan nelayan untuk mencari kerang atau rajungan di area berlumpur. Selain itu, beragam fasilitas perlahan dilengkapi. ”Saat ini sudah ada enam sepeda air. Dalam waktu dekat, akan ada penambahan sepeda air,” ucapnya.
Satu sepeda air hanya bisa digunakan satu orang. Untuk keselamatan, pengguna sepeda air harus mengenakan jaket pelampung dan helm. Jarak yang bisa ditempuh saat bersepeda 2–3 km. ”Itu kalau cuaca sedang baik. Kami juga memperhatikan kondisi cuaca, angin, dan pasang surut air. Kalau cuaca sedang kurang baik, hanya bisa digunakan di tepian muara sungai,” tuturnya.
Selain itu, ada perahu untuk melihat kawasan mangrove dan kawanan burung bangau. Pokdarwis menyiapkan 30 perahu yang siap digunakan untuk menikmati wisata mangrove. Bukan hanya itu, sebuah gazebo akan dibangun di tengah laut. Rencananya, gazebo tersebut mulai dibangun pada awal Desember. Jika tidak ada aral melintang, pengerjaannya berlangsung selama satu bulan. Selanjutnya, pada awal 2020, gazebo itu sudah bisa difungsikan wisatawan. ”Ukurannya 8 x 8 meter. Dibangun di sekitar Teluk Lamong,” jelasnya.
Dengan adanya gazebo, perekonomian para nelayan diharapkan bisa meningkat. Sebab, untuk menuju gazebo, pengunjung tidak bisa melewati jalan setapak. Pengunjung harus menggunakan jasa perahu nelayan. ”Kalau ingin memancing, kami juga siapkan fasilitas untuk pemancingan,” ungkapnya.