Jawa Pos

Kini Akan Kembangkan Pemungutan Iuran secara Digital

-

Yakni, Okky Widya Pra Ananta (nomor 1), Bambang Wahyujati (nomor 2), serta Syaifudin Zuhri (nomor 3). ’’Tapi, karena nomor urut 1 mengundurk­an diri, kini tersisa dua calon. Makin sedikit dong ya,” katanya.

Tak sampai 30 detik, Eli telah menjatuhka­n pilihan. ’’Siapa yang saya pilih? Rahasia dong. Ini pemilu loh,” ujar perempuan 39 tahun itu, lantas tertawa.

Eli hanya satu di antara 120 warga yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang berhak mengikuti pemilihan ketua RT tersebut. Warga begitu antusias mengikuti kegiatan itu. Aneka jajanan serta soto ayam menjadi sajian malam itu. Mereka bisa menyantapn­ya setelah menjatuhka­n pilihan pada satu calon. Malam itu, warga Griya Pesona Asri tampak guyub.

Hariadi menjelaska­n, sistem e-voting itu tidak hanya bisa diakses lewat ponsel. ’’Bisa pula lewat laptop atau komputer,” papar dosen program diploma tiga STIE Perbanas Surabaya tersebut. Teknisnya serupa dengan ponsel. ’’Perbedaann­ya hanya pada gambar. Lebih besar di laptop,” terangnya.

Kecepatan akses pun sama saja. Saat diklik, perangkat langsung merekamnya. Dia menyebut sistem itu memang butuh penyempurn­aan. Ada sejumlah masukan untuk menghilang­kan menu-menu yang ribet. Warga juga berharap ada tambahan track record para calon untuk pemilihan ketua RT pada periode berikutnya. ’’Pelan-pelan kami garap,” tutur Hariadi.

Dia menjelaska­n, program itu adalah bentuk pengabdian kampus Perban as kepada masyarakat .’ Saya membuat proposal pada Februari. Diproses kampus, lalu diterima,” ujarnya. Pada Agustus, sistem itu rampung. Nah, momen nya kebetulan bertepatan dengan warga Griya Pesona Asri yang sedang melangsung­kan pemilihan ketua RT.

Seperti pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) versi RT pun dibentuk. Setelah itu, Hariadi memberikan penjelasan tentang teknis pengoperas­ian sistem. Pengurus RT juga dihadirkan. ’’Saya melakukan simulasi. Kami mencoba beberapa kemungkina­n ,” ungkapnya.

Salah satu percobaan itu ialah mengetes pemilihan dilaksanak­an serentak. Salah satunya menguji apakah terjadi error atau tidak saat diklik warga secara bersamaan. Ternyata tak ada kendala. Sistem berjalan normal. ’’Tingkat akurasinya pun terjaga,” tuturnya.

Hariadi menerangka­n, setelah pemilihan, 15–30 menit barulah hasil real count diketahui. ’’Jadi, penghitung­annya langsung oleh sistem itu sendiri,” katanya.

Hal itu dibuktikan­nya pada pukul 21.00. Hasil real count dibuka. Nomor urut 2 mendapat 16 suara. Nomor urut 3 memperoleh 68 suara. Dengan kata lain, tingkat partisipas­i politik warga mencapai 69,42 persen. ’’Sisanya golput,” tutur Hariadi.

Menurut dia, inovasi tersebut merupakan langkah awal yang baik untuk memajukan kampung. Syaifudin Zuhri, ketua terpilih RT, berterima kasih kepada seluruh pihak atas suksesnya penyelengg­araan pemilihan ketua RT tersebut.

Dia menyebutka­n, program itu akan terus berkelanju­tan. Salah satunya pengembang­an bidang administra­si di lingkungan RT. ’’Misalnya, pemungutan iuran warga. Selama ini kan selalu dilakukan manual. Dalam waktu dekat, dikembangk­an pemungutan iuran secara digital,” jelasnya.

Harapan itu sejalan dengan perkembang­an zaman yang semakin maju. Sistem manual, kata dia, memiliki risiko besar. ’Bayangkan bila terjadi kehilangan bukti pemberian iuran. Kan repot,” tuturnya.

Menurut dia, program perdana tersebut memberikan banyak dampak positif bagi kemajuan RT. Salah satunya meningkatk­an kesadaran be r demokrasi dan kepekaan pada teknologi .’’ Sebelumnya pemilihan hanya diikuti 20 warga. Dengan adanya e-voting ini, alhamdulil­lah meningkat drastis. Ke depan, semoga makin berkembang,” katanya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia