Awal Positif Penganut Gaya Cruijff
BUKAN perkara mudah menjalani debut kepelatihan tim utama di liga yang tidak ramah bagi pelatih seperti Serie A. Apalagi ketika musim sudah bergulir tiga bulan. Tapi, Thiago Motta yang menerima pinangan Genoa dengan modal baru semusim menukangi Paris Saint-Germain (PSG) U-19 bisa bernapas lega.
Laga pertamanya menangani mantan klubnya (2008–2009) berakhir positif. Pria 37 tahun yang pernah membela timnas Brasil sekaligus timnas Italia itu mempersembahkan tre punti bagi Genoa saat menghadapi Brescia kemarin (27/10). Kemenangan dengan skor 3-1 itu sekaligus menunjukkan bagaimana ide Monsieur Propre alias Mr Clean –julukan Motta– diaplikasikan dengan baik oleh Goran Pandev dkk.
Yang patut dicermati bukan hanya tiga gol Il Grifone –sebutan Genoa– yang dicetak para pemain pengganti.
Melainkan juga kembalinya kemampuan Genoa mencetak hingga tiga gol setelah kali terakhir melakukannya pada giornata pertama melawan AS Roma (seri 3-3) di Stadio Olimpico (26/8).
”Kami mampu mendorong garis pertahanan jauh ke depan,’’ ungkap Motta kepada DAZN. Motta ingin menunjukkan bahwa dirinya sukses mengaplikasikan ide sebagai penganut gaya sepak bola menyerang ala Johan Cruijff.
Mantan pemain FC Barcelona, Inter Milan, dan PSG itu menerapkan formasi yang tak biasa bagi Genoa: 3-1-3-2-1. Di babak kedua, Il Grifone mengubah skema back three menjadi back four. ’’Mungkinkah suatu saat nanti bisa berganti 2-7-2?’’ tanya jurnalis La Gazzetta dello Sport Andrea di Caro kepada Motta.
Ketika menangani PSG U-19, Motta mengaplikasikan skema 2-7-2. Bagi yang belum tahu, skema itu dibaca menyamping. Jadi, dua pemain di sisi kiri dan kanan, lalu di sisi tengah ada tujuh pemain. ’’Kiper aku anggap sebagai salah satu dari tujuh gelandang tengah. Sebab, bagiku, striker adalah bek pertama dan kiper adalah striker pertama. Kiper yang memulai permainan,’’ bebernya.
Kemarin Genoa menutup laga dengan penguasaan bola 63 persen dan 11 tembakan tepat sasaran. Statistik terbaik Genoa sepanjang musim ini. Para pemain Genoa seperti Pandev pun memberikan apresiasi atas kedatangan Motta. ’’Senang bertemu lagi dengannya setelah bertahun-tahun. Aku kali ini memanggilnya Mister,’’ tutur striker veteran (36 tahun) asal Makedonia Utara itu.