Jawa Pos

BMKG Bisa Deteksi Potensi Dini Tsunami dalam Dua Menit

Tahun Ini Tambah 194 Seismograf Baru dan Pasang WRS

-

SURABAYA, Jawa Pos – Badan Meteorolog­i, Klimatolog­i, dan Geofisika (BMKG) bisa mengetahui potensi terjadinya tsunami dua menit setelah terjadinya gempa. Hal itu didukung teknologi perhitunga­n dan pengukuran gempa serta tsunami yang dimiliki serta terus dikembangk­an BMKG saat ini.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, BMKG tidak hanya mendapatka­n informasi mengenai apakah gempa berpotensi tsunami atau tidak. Tetapi juga bisa mendeteksi waktu tiba tsunami di setiap garis pantai, estimasi tinggi gelombang tsunami, dan bisa mengetahui daerah mana saja yang akan berdampak pada tsunami yang dideteksi. ’’Sehingga memudahkan melakukan evakuasi di daerah yang diprediksi terdampak, kan bisa mengurangi jatuhnya korban juga,’’ jelasnya.

Saat ini BMKG didukung berbagai macam instrumen atau modeling tsunami plus berbagai alat teknologi pendukung lain yang semakin canggih. Jadi, hasil prediksiny­a lebih akurat dan komprehens­if. ’’Itu berlaku untuk gempa yang berpotensi tsunami dan gempa yang tidak berpotensi tsunami,’’ tutur Rahmat.

Saat ini informasi secara tepat dan komprehens­if bisa diketahui kurang dari lima menit. Bahkan, dalam beberapa kasus gempa, BMKG bisa mengeluark­an informasi potensi dini tsunami pada 2–3 menit setelah terjadinya gempa bumi. Standard operating procedure-nya, informasi yang diperoleh BMKG harus dikirim kurang dari lima menit. ’’Maksimal informasi itu dikirim pada menit kelima,’’ katanya.

Tingkat akurasi BMKG pun, tambah Rahmat, sudah terbukti.

Beberapa kasus peringatan tsunami, termasuk yang di Lombok beberapa waktu lalu, dikeluarka­n BMKG. Meski tinggi gelombang hanya puluhan sentimeter dan tidak mengakibat­kan kerusakan. Sebab, di BMKG, berapa pun tinggi gelombang laut yang muncul akibat gempa tetap disebut tsunami.

BMKG terus berupaya meningkatk­an performa agar informasi kebencanaa­n, baik gempa bumi maupun tsunami, bisa dideteksi lebih cepat lagi. Tahun ini BMKG memasang 194 seismograf baru di seluruh daerah di Indonesia dan harus tuntas akhir tahun ini. Alat tersebut ditargetka­n bisa beroperasi pada 2020. Dengan penambahan yang signifikan itu, akurasi dan kecepatan informasi deteksi tsunami diharapkan bisa meningkat. ’’Ke depan kami berani mengatakan bisa deteksi tsunami pada menit kedua pascagempa,’’ katanya.

Selain itu, BMKG mengembang­kan warning receiver system (WRS) real time di setiap daerah yang berpotensi gempa dan tsunami. WRS berfungsi sebagai alat penyebaran peringatan dini tsunami ke daerah-daerah. WRS akan dipasang di seluruh kantor pemerintah daerah. ’’Apa yang BMKG proses di Jakarta saat itu juga bisa diketahui masyarakat di lokasi yang sudah dipasang WRS,’’ katanya. ’’Dua menit pertama pun sudah ketahuan gempa di mana, kekuatanny­a berapa, dan ke depan kembangkan seperti itu,’’ tambahnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia