Penangkapan oleh Satgas Berakhir Antiklimaks
JAKARTA, Jawa Pos – Kasus penangkapan sejumlah perangkat pertandingan setelah laga Kalteng Putra kontra Persela Lamongan (27/10) berakhir antiklimaks. Pasalnya, Satgas Antimafia Bola melepaskan semua yang awalnya diduga melakukan match fixing.
Pelepasan dilakukan kemarin pagi (29/10). Sebab, sembilan orang yang diamankan pada 28 Oktober dini hari itu tidak terbukti melakukan pengaturan skor. Foto rekening yang jadi barang bukti ternyata memang honor dari PT LIB.
Kabidhumas Polda Kalteng Kombespol Hendra Rochmawan menyatakan, sudah ada kepastian bahwa dugaan match fixing dalam laga Kalteng Putra melawan Persela Lamongan tidak dapat dibuktikan. ”Para pihak yang telah diperiksa dipersilakan melanjutkan aktivitasnya,” ujarnya.
Terkait tudingan bahwa satgas terlalu terburuburu dalam melakukan penangkapan, Hendra menjelaskan bahwa sebenarnya ada sejumlah hal yang mendasari kejadian tersebut. Pertama, adanya laporan terkait permintaan pemantauan untuk laga kedua klub yang berada di zona degradasi. ”Keduanya sama-sama ingin menang untuk keluar dari zona degradasi,” urainya. Lalu, ada pula hasil track record perangkat pertandingan dalam laga tersebut. Dari situ, satgas merasa perlu untuk melaksanakan kegiatan monitoring secara langsung. ”Dasar lainnya, beredar informasi bahwa terjadi gejolak internal di klub Kalteng Putra. Di mana pemain belum dibayar gajinya selama dua bulan,” paparnya.
Dia menjelaskan, pemeriksaan terhadap perangkat pertandingan itu telah mengklarifikasi semua dugaan yang muncul dari laporan dan sebagainya. ”Ya, ini hasilnya,” papar polisi dengan tiga melati di pundak tersebut.
Direktur Media PSSI Gatot Widakdo menyatakan, pihaknya tetap mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Satgas Antimafia Bola. ’’Perlu diingatkan lagi, kami selalu terbuka jika memang dibutuhkan. Kami taat dengan proses hukum yang ada. Kami juga ingin samasama memberantas pengaturan skor,’’ ucapnya.