Galakkan Minum Jamu ke Generasi Milenial
SURABAYA, Jawa Pos – Ribuan siswa dan guru serempak minum jamu di halaman SMPN 19 Surabaya kemarin (29/10). Gerakan minum jamu tersebut sekaligus bertujuan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda berupa meningkatkan kecintaan terhadap warisan budaya lokal.
Bukan hanya itu, para siswa juga diajari membuat jamu oleh tim Laboratorium Kimia Bahan Alam dan Sintesis (KiBAS) Departemen Kimia Fakultas Sains Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Organization for Women in
Science for the Developing World (OWSD)-Indonesia.
Presiden OWSD-Indonesia Sri Fatmawati menyatakan, kegiatan scientist goes to school kali ini bertema Local Wisdom is Your Legacy; The Science behind Jamu as Indonesian Heritage. Jamu yang diperkenalkan adalah kunyit asam. ’’Kami berharap generasi muda menganggap jamu bukan sekadar warisan dan budaya, tetapi ada sains di dalamnya untuk kemajuan bangsa,’’ katanya.
Fatma –sapaan Sri Fatmawati– mengatakan, kegiatan tersebut terus berlanjut. Jamu bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Termasuk generasi milenial. Mereka bisa belajar pentingnya jamu. ’’Sekaligus meningkatkan kecintaan terhadap sains melalui keanekaragaman hayati Indonesia,’’ jelasnya.
Kepala Laboratorium KiBAS ITS Prof Dr Taslim Ersam menuturkan, program tersebut bisa memotivasi generasi muda tentang pentingnya sains di balik jamu. Harapannya, launching gerakan minum jamu di SMPN 19 tersebut bisa menular ke sekolah lain. ’’SMPN 19 adalah sekolah pertama yang melaunching gerakan minum jamu. Ini harus dikembangkan,’’ ujarnya.
Wakil Kepala SMPN 19 Endah Retnaningsih menyatakan, gerakan minum jamu tersebut juga akan dimasukkan ke program adiwiyata. Mulai menanam rempah-rempah, memprosesnya, hingga meminum jamu. ’’Kami juga punya hutan sekolah. Kami akan memanfaatkan untuk tanaman toga,’’ ujarnya. Program minum jamu terbilang baru di SMPN 19.