Jawa Pos

Gus Mus: Cari Persamaan di Dalam Perbedaan

-

SURABAYA, Jawa Pos – ”Mungkinkah kita menyanyi lagu kesayangan kita itu dengan akrab seperti dulu,” tutur KH Mustofa Bisri atau Gus Mus saat membaca puisi di Universita­s Surabaya Senin malam (28/10). Dia bersama Biksu Y.M. Nyanasurya­nadi Mahathera dan pengusaha Harjanto Halim diundang pada Sarasehan Kebangsaan. Acara itu merupakan rangkaian Hari Sumpah Pemuda. Tema yang diusung adalah Persatuan Pemuda Indonesia di Tengah Perbedaan yang Ada.

Gus Mus menuturkan bahwa pemuda Indonesia harus banyak bersyukur dengan berbagai perbedaan dan persamaan di Indonesia. Dari perbedaan bisa diambil pelajaran tentang toleransi, gotong royong, dan saling mengasihi. Menurut dia, itu adalah sarana untuk menjadi manusia yang beradab. ”Bukan malah bertengkar karena perbedaan,” tuturnya.

Menurut Gus Mus, di antara perbedaan tersebut ada berbagai persamaan. ”Lha wong podo pengen urip penak ya ojo tukaran,” paparnya disambut tepuk tangan peserta sarasehan.

Nasihat Gus Mus disambung Harjanto Halim. Dia menuturkan bahwa jangan terlalu melihat perbedaan. Carilah persamaan yang bisa menyatukan berbagai kalangan. ”Lha orang China Surabaya dan orang China Semarang saja beda adatnya. Ya, jangan cari masalah dari perbedaan itu,” ungkapnya.

Sementara itu, Biksu Y.M. Nyanasurya­nadi Mahathera menjelaska­n bahwa jika ingin menjadi manusia yang bijak, harus memahami berbagai masalah dari berbagai sisi. Itu juga bisa didapat dengan memahami perbedaan latar belakang. ”Anak akuntansi ya jangan paham hitung-hitungan saja, tapi juga belajar sosial agar mampu memahami kebutuhan akuntansi di masyarakat.”

 ??  ??
 ?? ROBERTUS RISKY/JAWA POS ?? SEMINAR KEBANGSAAN: Dari kiri, Sujoko Efferin (moderator), Harjanto Halim, Gus Mus, dan Biksu Y.M. Nyanasurya­nadi Mahathera.
ROBERTUS RISKY/JAWA POS SEMINAR KEBANGSAAN: Dari kiri, Sujoko Efferin (moderator), Harjanto Halim, Gus Mus, dan Biksu Y.M. Nyanasurya­nadi Mahathera.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia