Motivasi Para Pelajar, Datangkan Mat Halil
SIDOARJO, Jawa Pos – Perlombaan futsal di Anugerah School berlangsung meriah kemarin (29/10). Sekitar 24 tim dari 17 SD se-Sidoarjo mendapat tamu istimewa. Dia adalah Mat Halil. Mantan pemain Persebaya itu memotivasi anak-anak agar terus meningkatkan talentanya.
Halil menyatakan, berawal dari lomba antarsekolah, bibit atlet muda akan muncul. Setiap anak bisa berlatih untuk menggapai keinginannya. ’’Bermain sepak bola untuk lambang garuda di dadamu. Bukan untuk si A atau si B,’’ ujarnya.
Motivasi yang diberikan Halil membuat peserta semakin bersemangat dalam bertanding. Mereka pun tidak menyia-nyiakan foto bersama Mat Halil sebelum perlombaan dimulai.
Oscar Sasmita, salah seorang pengurus Yayasan Anugerah, menyampaikan bahwa sekolah tidak selalu fokus meningkatkan akademik siswa. Pihaknya juga mengembangkan talenta anak yang terpendam. ’’Kalau hanya dihargai dari sudut akademik, anak-anak tidak berkembang. Mereka punya prestasi lain yang justru lebih bagus daripada nilai akademik,’’ tuturnya.
Dia mencontohkan Ryan Marulitua. Dua tahun lalu siswa kelas VI itu sulit dikendalikan saat belajar. Dia suka berkelahi dengan temannya. Namun, ketika dialihkan ke olahraga wushu, Ryan justru senang. Bahkan, bakatnya terasah hingga memperoleh juara 1 tingkat provinsi. ’’Harapan ke depan sekolah dapat melahirkan atlet-atlet nasional,’’ katanya.
SIDOARJO, Jawa Pos – Insiden keributan antara PKL dan warga di Gading Fajar menjadi perhatian satpol PP. Kemarin (29/10) instansi penegak perda itu menggelar pertemuan dengan warga setempat dan pedagang. Hasilnya, seluruh pihak bersepakat. PKL dilarang berjualan di bundaran perumahan Gading Fajar.
Kasatpol PP Widiyantoro Basuki mengatakan, bentrokan PKL dan warga itu dipicu masalah setoran uang keamanan. Namun, saat diminta, terjadi perdebatan. Ujungujungnya pengeroyokan. Agar persoalan itu tidak terulang, warga dan satpol PP pun bersepakat. ”Bundaran Gading Fajar harus steril dari pedagang,” ucapnya.
Menurut Wiwit, sapaan akrab Widiyantoro, larangan berjualan itu bukan kebijakan baru. Pemkab sejatinya sudah membuat aturan tegas. PKL dilarang berjualan di fasum Gading Fajar. Sebab, hal itu menimbulkan kemacetan dan kekumuhan.
Dampak lainnya adalah merusak ruang terbuka hijau (RTH). Tahun lalu pemkab menghijaukan taman median Jalan Gading Fajar. Pemkab juga memasang pagar pembatas untuk melindungi tanaman. Namun, dalam hitungan hari, taman kembali rusak. Sebab, lokasi itu digunakan untuk berjualan.
Wiwit mengatakan, insiden tawuran di Gading Fajar menjadi momentum bagi satpol PP untuk menata PKL. Penataan dimulai dari bundaran Gading Fajar. ”Pedagang kami sediakan lahan sementara di depan SMAN 2
Kasatpol PP
Sidoarjo,” katanya.
Sementara itu, pedagang di Taman Pinang Indah (TPI) diminta untuk mematuhi kesepakatan. Mereka hanya diperbolehkan berjualan di GOR Delta. Wiwit menambahkan, pihaknya sudah merancang relokasi PKL. Pemkab akan membangun sentra PKL. Lokasinya berada di fasum perumahan Gading Fajar. ”Kami sediakan tempat agar PKL tidak memenuhi jalan,” tuturnya.
Kasus keributan yang terjadi antara pedagang kaki lima (PKL) dan sekelompok pemuda pada Minggu (27/10) bakal berakhir damai. Seorang pedagang buah bernama M. Tamsir memilih jalur kekeluargaan. Padahal, dia sempat dikeroyok tanpa sebab di bundaran Jalan Gading Fajar, Kecamatan Candi. ”Biasanya mereka datang ke sini untuk minta uang keamanan,” tutur Tamsir kemarin (29/10). Dia bersama pedagang lainnya pun memaklumi hal tersebut. ”Nggak keberatan, memang rutin setiap hari,” katanya.
Namun, Minggu malam itu sikap para pemuda tak seperti biasanya. Ada dua orang pemuda yang datang lebih dulu mendekati
Pedagang kami sediakan lahan sementara di depan SMAN 2 Sidoarjo.”
lapaknya. ”Agak memaksa sambil minta jambu air, aroma mulutnya bau minuman keras,” keluh pria 47 tahun itu.
Karena kesal atas tindakan semena-mena itu, Tamsir sempat terlibat adu mulut. Namun, beberapa rekan dari dua pemuda menghampiri korban. ”Ada sekitar lima orang yang memukul dan merusak dagangan saya,” keluhnya.
Pria asal Bangkalan, Madura, itu mengaku, dia sudah mencabut laporan. Dia menambahkan, beberapa pihak sudah datang ke rumah untuk mengajak damai. ”Saya juga sudah memaafkan. Mungkin salah paham,” katanya.
Kapolsek Candi Kompol Fatahul Azmi menambahkan, pihaknya telah melakukan serangkaian proses mediasi untuk mendamaikan kedua belah pihak. ”Pemuda yang diduga pelaku telah dipertemukan dengan korban di kantor desa.”(aph/yog/c12/dio)