Kibas Hadirkan Koleksi Batik Kesayangan
SURABAYA, Jawa Pos –Nilai batik tidak hanya dilihat dari motif, teknik pembuatan, kualitas, atau harga yang mahal. Kadang cerita latar belakang batik tersebut memiliki nilai yang lebih tinggi ketimbang faktor lain.
Itulah yang dirasakan Nani Djojo. Kolektor batik tersebut mempunyai satu kain batik yang disimpan dengan baik. Sebab, kain tersebut merupakan peninggalan sang nenek.
Nani masih menyimpan batik tersebut meski tidak pernah memakainya lagi. Dia mendapat kain tersebut secara tidak sengaja. Salah seorang saudaranya mendadak menawarinya. Kain itu sudah sobek di beberapa sisi. Saat itu Nani baru sadar bahwa batik tersebut selalu menemaninya ketika berkunjung ke rumah neneknya. ’’Barangnya sebenernya sudah cacat, sudah saya jahit beberapa kali,’’ ujarnya.
Meski begitu, Nani sangat menyukainya. Bahkan, dia mereplika ulang kain batik tersebut sehingga tetap bisa menggunakan motif batik tersebut untuk bepergian. Nani pun menyerahkan kain tersebut ke pembatik untuk mereplika motif Buketan Latar Galaran.
Nani hanyalah satu di antara sekian banyak kolektor yang menampilkan koleksi pada pameran Batik Kesayangan di Galeri Paviliun House of Sampoerna. Ada 31 kolektor dari Komunitas Batik Jawa Timur (Kibas) yang terlibat dalam pameran yang berlangsung hingga 9 November mendatang tersebut.
Manajer House of Sampoerna Rani Anggraini menyatakan, pameran itu diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai batik. Menurut dia, batik memiliki banyak sisi yang masih bisa dipelajari. Cerita dalam pameran itu diharapkan dapat menginspirasi para pemilik batik untuk menjaga kebudayaan kain tradisional Indonesia tersebut.