Kecil Peluang Main di Surabaya
BUNTUT kerusuhan suporter di Stadion Gelora Bung Tomo Selasa (29/10) berimbas pada laga home Persebaya Surabaya selanjutnya. Menurut jadwal, Green Force –julukan Persebaya– seharusnya menjamu PSM Makassar pada Sabtu mendatang (2/11). Namun, pertandingan itu batal diadakan di Surabaya.
Manajemen Persebaya yang mengumumkan pembatalan tersebut lewat akun Instagram-nya tadi malam. Namun, laga melawan PSM tak lantas batal diselenggarakan. Dalam pengumuman itu disebutkan, opsi mengadakan pertandingan di stadion lain sedang diupayakan. Belakangan diketahui, pemindahan tersebut adalah keputusan sepihak manajemen. Bukan karena polisi tidak mengeluarkan izin.
Hal itu disampaikan Kasatintelkam Polrestabes Surabaya AKBP Wimboko. Menurut Wimboko, pihaknya belum merekomendasikan pemindahan stadion. Hanya, memang diakuinya laga melawan PSM berpeluang kecil dihelat di Surabaya. ’’Sangat mungkin memang tidak bisa,’’ kata Wimboko.
Yang jelas, kata dia, pihaknya langsung bertemu dengan manajemen Persebaya setelah pertandingan. Dalam pertemuan tersebut, jalannya laga secara keseluruhan dievaluasi. Termasuk kerusuhan setelah peluit panjang berbunyi.
Wimboko menyatakan, polisi belum mengambil keputusan apa pun terkait dengan izin pertandingan selanjutnya. Selain masih melakukan evaluasi internal, pihaknya menunggu rekomendasi dari PSSI. ’’Jadi, dari polisi, belum ada keputusan apa pun,’’ ujarnya.
Sebelumnya, Kapolrestabes Surabaya Kombespol Sandi Nugroho juga belum bisa berkomentar tentang izin laga home Persebaya berikutnya. Sandi menuturkan bahwa jawaban soal izin laga home baru didapat setelah para pihak terkait sudah bertemu. ’’Yang pasti, kejadian yang ada harus menjadi bahan evaluasi bagi semua pihak,’’ tutur Sandi.
Di tempat terpisah, Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera menegaskan bahwa Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan sudah meminta agar perusakan stadion itu diselidiki. Alasannya, perusakan tersebut terjadi di fasilitas umum yang digunakan untuk kepentingan masyarakat luas. ’’Kami pelajari dulu. Observasi. Baru kemudian olah TKP,’’ jelasnya.
Saat ini tim yang ditugaskan mulai mengumpulkan bukti-bukti dari lapangan. Direskrimum Polda Jatim Kombespol Gideon Arif Setyawan yang memimpin langsung penyelidikan tersebut.