Jawa Pos

Polisi Tembak Mati Bandar SS

Serempetka­n Mobil saat Akan Ditangkap

-

Luise Sudarmono, bandar sabu-sabu, ditembak mati di Surabaya oleh anggota Polrestabe­s Surabaya (3/7). Barang buktinya

311 gram sabu-sabu.

SURABAYA, Jawa Pos – Tindakan tegas terus dilakukan polisi terhadap para bandar narkoba. Hariyanto, bandar yang akan mengirimka­n sabu-sabu (SS) seberat 6 kilogram dari Surabaya ke Madura, ditembak mati oleh aparat Polda Jatim pada Minggu (27/10).

Wadireskob­a Polda Jatim AKBP Teddy Suhendyawa­n mengatakan, Hariyanto ditembak karena melawan saat akan ditangkap.

Awalnya, ungkap Teddy, Hariyanto yang mengendara­i Honda Mobilio dibuntuti polisi yang menaiki dua sepeda motor dan dua mobil sejak dari Surabaya. Sesampai di Jalan Ketapang Laok, Bangkalan, personel berupaya menghentik­annya.

Dua anggota menyetop mobil Hariyanto dengan melepaskan empat kali tembakan peringatan

J

Namun, Hariyanto justru berupaya menyerempe­tkan kendaraann­ya ke arah polisi yang berusaha memepetnya. ”Karena membahayak­an, kami tembak lagi dan ternyata tembus ke dada,” jelasnya.

Nah, pada saat itulah Hariyanto kehilangan kendali. Mobil yang dikemudika­nnya menabrak satu kendaraan polisi yang sudah mendahului dan menghadang laju mobil Hariyanto.

Penggeleda­han dilakukan. Hasilnya, sabu-sabu tersebut disembunyi­kan di enam bungkusan teh china. Satu bungkusnya berisi 1 kilogram sabu-sabu. ’’Total sabusabu yang disita 6.086 gram atau sekitar 6 kg,” tambahnya.

Menurut Teddy, barang haram tersebut didapat Hariyanto dari jaringanny­a yang berada di Mojokerto. Oleh pelaku lain, sabu-sabu itu dikirim ke Surabaya. Berat totalnya 7 kg.

Saat berada di Surabaya, Hariyanto berbagi tugas dengan Guntur, yang tak lain adalah kurirnya. Sebanyak 932 gram sabu-sabu rencananya didistribu­sikan ke sejumlah kota di Jatim. Sisanya, 6 kg, akan diantarkan ke Madura.

Terungkapn­ya pengiriman sabusabu oleh Hariyanto juga bermula dari Guntur. Dia diringkus petugas di sebuah rumah di Jalan Tambak Laban Simokerto. Saat diperiksa, Guntur bercerita soal rencana pengiriman sabu-sabu ke Madura. Pengakuan itu tak disia-siakan. Anak buah Teddy langsung bergerak untuk mengejar Hariyanto.

Sementara itu, Kasubdit III Ditreskoba Polda Jatim AKBP Aditya Puji mengatakan bahwa modus pengiriman sabu-sabu oleh Hariyanto tak berbeda dengan pelaku lain. Hariyanto mendapatka­n kiriman paket sabu-sabu dari Jakarta. Jaringan tersebut memanfaatk­an jasa ekspedisi. Barang dikirim secara ranjau di sebuah tempat di Mojokerto.

Dia menyatakan, barang bukti sabu-sabu dari Hariyanto berkualita­s bagus. Serbuk haram itu, lanjut Adit, masih bisa dicampur dengan berbagai bahan. ”Totalnya senilai Rp 7 miliar untuk 7 kilogram sabu-sabu,” ujarnya.

Adit menyatakan, berdasar pengakuann­ya, Guntur mendapatka­n upah Rp 5 juta sekali mengirimka­n sabu-sabu. Semuanya bergantung seberapa banyak sabu-sabu yang diantar pelaku. Namun, untuk paket seberat 932 gram itu, Guntur belum mendapatka­n upah.

 ?? GUSLAN GUMILANG/ ?? TANGKAPAN KAKAP: Wadireskob­a Polda Jatim AKBP Teddy Suhendyawa­n (tiga dari kiri) menunjukka­n barang bukti sabu-sabu yang disita dari Guntur dan Hariyanto.
GUSLAN GUMILANG/ TANGKAPAN KAKAP: Wadireskob­a Polda Jatim AKBP Teddy Suhendyawa­n (tiga dari kiri) menunjukka­n barang bukti sabu-sabu yang disita dari Guntur dan Hariyanto.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia