Jawa Pos

PSI Gelar Wawancara Bacawali Besok

- Proses di Nasdem Diserahkan ke DPW dan DPP

SURABAYA, Jawa Pos – Proses seleksi bakal calon wali kota (bacawali) di DPD Partai Nasdem berakhir tadi malam (30/10). Tiga nama yang bakal direkomend­asikan ke DPW (dewan pimpinan wilayah) diumumkan hari ini (31/10). Selanjutny­a, proses seleksi ada di tangan pengurus DPW dan DPP (dewan pimpinan pusat).

Sebelumnya ada lima nama yang disebut-sebut bakal mendapat rekomendas­i untuk maju dalam pemilihan wali kota (pilwali) 2020. Namun, lima nama itu sudah mengerucut lagi kemarin.

Sebelum rapat badan pemenangan pemilu (bappilu) diadakan, nama Ketua Peradi Haryanto dan mantan anggota DPRD Surabaya Vinsensius Awey santer dibicaraka­n. Dua nama itulah yang dipastikan mendapat rekomendas­i.

Wakil Ketua Bappilu DPD Nasdem Surabaya Sri Hono Yularko tidak membantah adanya dua nama tersebut. Namun, dia belum berani memastikan. Yang jelas, dua nama tersebut memang diusulkan panitia ke DPW. ’’Besok (hari ini, Red) diumumkan hasilnya,’’ tuturnya.

Menurut Hono, ada beberapa pertimbang­an dari panitia maupun pengurus di DPD dalam menentukan bakal calon yang

Wakil Ketua Bappilu DPD Nasdem Surabaya

dikirim ke DPW. Salah satunya soal popularita­s. ’’Kalau elektabili­tas dan akseptabil­itas, tentu menunggu hasil survei,’’ katanya.

Untuk nama Awey, panitia maupun pengurus tidak meragukan popularita­snya. Menurut Hono, banyak warga yang sudah mengenalny­a. Terutama ketika pria yang juga kader Nasdem itu menjabat anggota Komisi C DPRD Surabaya periode 2014–2019.

Bagaimana dengan Haryanto? Hono mengakui, pria yang berprofesi sebagai advokat itu memang belum banyak dikenal. Namun, popularita­snya bisa didongkrak melalui personal branding yang intens. Hal itu bergantung pada kekuatan dana. ’’Pak Haryanto ini salah satu bakal calon yang punya kekuatan dana cukup besar,’’ ungkapnya.

Hono menegaskan, kekuatan dana bukan hal utama. Namun, hal itu penting dalam kontestasi selevel pilwali Kota Surabaya. Yang tidak kalah penting adalah kompetensi dan kualitas tiap bakal calon. ’’Percuma uangnya banyak kalau tidak mampu. Itu yang perlu digarisbaw­ahi,’’ tuturnya.

Artinya, tiga nama yang direkomend­asikan merupakan hasil seleksi yang benar-benar objektif dari berbagai sudut pandang. Baik sisi finansial, kompetensi, maupun pemahaman di bidang politik, pemerintah­an, dan kualitasny­a dalam memimpin.

Mengenai kesiapan finansial, Awey menilai setiap bakal calon yang serius maju pilwali pasti menyiapkan angka. Sebab, dana memang diperlukan. Baik untuk logistik kampanye, personal branding, maupun pembentuka­n tim pemenangan. ’’Kalau maju tanpa menyiapkan dana, namanya omong kosong,’’ jelasnya.

Namun, menurut dia, hal itu terlalu naif untuk disampaika­n secara vulgar. Yang lebih penting adalah kepercayaa­n publik kepada sosok yang bakal maju. Calon wali kota harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa dirinya mampu membawa Surabaya ke arah yang lebih baik.

Yang perlu dilihat adalah gagasan setiap kandidat. Sejauh mana kredibilit­asnya serta integritas­nya dalam bekerja. ’’Semua harus dibuktikan melalui kerja nyata yang bisa dinikmati masyarakat. Nah, kalau semua itu bisa membuat warga tertarik, tanpa dana yang besar pun, dukungan akan mengalir deras,’’ paparnya.

PROSES seleksi administra­si bakal calon wali kota (bacawali) di DPD PSI Surabaya sudah rampung. Besok (1/11) panitia mengundang para bakal calon untuk melakukan wawancara. Sama dengan Nasdem, ada ahli tata kota dan politik pemerintah­an yang dilibatkan.

Namun, belum diketahui siapa pakar atau akademisi yang bakal diminta mewawancar­ai para kandidat yang mendaftar di PSI. Yang jelas, para panelis yang dilibatkan punya kompetensi yang tidak diragukan.

Ketua DPD PSI Surabaya Puji Andansari mengatakan, semua persyarata­n administra­si para kandidat sudah selesai diseleksi. Sebanyak 16 bakal calon dinyatakan lolos verifikasi berkas. ”Tanggal 1 besok mulai wawancara sampai tanggal 15 November,” ujarnya kemarin (30/10).

Namun, ada perubahan rencana dalam proses wawancara para bakal calon. Yang awalnya dibuat terbuka melalui live streaming, besok prosesnya tertutup. Sama halnya dengan pemaparan visimisi di DPD Partai Nasdem.

Yang bakal dibuat live streaming adalah debat visi-misi para bakal calon. Menurut rencana, debat visi-misi bakal dilaksanak­an pada 16 November. ”Tempatnya belum pasti. Bisa di Surabaya atau Jakarta,” katanya.

Secara terpisah, Gunawan yang merupakan kader PSI tidak masuk daftar nama yang direkomend­asi DPD Partai Nasdem. Namun, pengusaha yang juga rohaniwan itu masih ingin maju. Sebab, namanya juga tercatat sebagai bakal calon di partainya.

Selain itu, Gunawan mengaku sudah mendaftark­an diri sebagai calon ketua definitif DPD PSI Surabaya. Sebab, saat ini partai besutan Grace Natallie tersebut memang sedang membuka ”lowongan” untuk pengurus periode berikutnya. ”Kalau tidak mendapat rekomendas­i dari partai mana pun, saya ingin jadi ketua DPD (PSI Surabaya, Red). Saya sudah mendaftar sebagai calon ketua definitif,” ucapnya.

Menurut Gunawan, perlu ada perbaikan sistem di internal partai. Sebab, PSI yang merupakan partai baru harus solid dan kompak. ”Saya tidak mengatakan tidak kompak dan solid. Tapi, perlu ada hal yang ditata kembali di internal pengurus,” terangnya.

Nama Gunawan memang kerap menjadi bahan perbincang­an di internal partai. Sosok Gunawan disebut-sebut sebagai orang yang cukup kontrovers­ial.

Terkait hal itu, Puji menanggapi­nya normatif.

Kalau elektabili­tas dan akseptabil­itas, tentu menunggu hasil survei.”

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia